JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie, Ridwan Hisjam, menolak rencana Jokowi-JK untuk melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat ini. Alasannya karena waktu untuk menilai kinerja kabinet terlalu singkat.
Bahkan bila 'keukeuh' tetap melakukan reshuffle, hal itu menandakan bahwa Jokowi dan JK belum siap menjadi pemimpin Indonesia sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
“Perombakan kabinet belum tepat dilakukan dalam waktu dekat ini, kalau sampai itu terjadi artinya Jokowi dan JK belum siap jadi Presiden dan Wakil Presiden,” kata Ridwan dalam rilis yang diterima, Kamis (7/5/2015) malam.
Menurut Ridwan, saat ini Kabinet Kerja Jokowi-JK masih membutuhkan waktu untuk menunjukkan dan membuktikan kinerjanya kepada publik. Apalagi kata dia, tiga bulan pertama dalam pemerintahan, Kabinet Kerja Jokowi-JK masih banyak melakukan penyesuaian.
“Ini APBN-P 2015 baru disahkan, dan para menteri juga belum merealisasikan program-program pembangunan infrastruktur yang mereka rencanakan. Misalnya Mendikbud, pembangunan,” tutur Wakil Ketua Komisi X DPR RI itu.
Kalau pun ada kebijakan menteri yang dinilai tidak pro-rakyat, hal itu bukan berarti menteri tersebut langsung divonis gagal.
Mantan Ketua DPD1 Golkar Jawa Timur ini menjelaskan, kesalahan dalam sejumlah program pemerintah juga tidak sepenuhnya kesalahan jajaran menteri. Sebab tugas menteri sebenarnya adalah yang berkaitan dengan konsep. Sementara pelaksanaan, menjadi tanggung jawab direktorat jenderal.
“Pelaksanaan program itu ada di jajaran bawah, lewat birokrasi. Intinya para menteri ini masih penyesuaian irama, jadi seharusnya bisa diwajarkan kalau kasih instruksi masih ngawur-ngawur,” jelasnya.
Ridwan pun mengusulkan waktu yang tepat untuk melakukan kocok ulang kabinet adalah pada Oktober mendatang, atau tepat satu tahun Pemerintahan Jokowi-JK. (iy)