JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma"ruf Amin menilai tergerusnya elektabilitas petahana bukan akibat penampilan debat Cawapres Ma"ruf Amin pada debat Pilpres putaran ketiga, Minggu (17/3/2019) lalu.
Dia menegaskan,bahwa survei diLitbang Kompas yang dirilis hari ini meruaoaksurvei yang dilakukan pada periode tertentu.
Artinya,menipisnyaelektoral paslon Jokowi-Ma"ruf Amin dan Prabowo-Sandi, yang saat ini hanya berjarak 11,8% tidak mewakili perolehan suara pasca debat ketiga.Dimana penampilan Maruf Amin banyak pujian.
Juru bicara TKN, Garda Maharsi menjelaskan, bahwa survei turun atau naiknya elektoral adalah dinamikapolitik biasa.
"Survei itu saya katakan bahwa suatu dinamika politik. Tentu saja kami dari tim kampanye Nasional tentu sangat menghargai. Tapi masih ada masa berkampanye dari pertemuan terbatas dan pertemuan terbuka pada 24 Maret nanti yang bisa jadi menentukan dan kondisi pasca debat ketiga," kata Garda Maharsi dalam diskusi publik di Gado-Gado Boplo, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/ 2019).
Garda menjelaskan tentang waktu survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas yang memiliki margin of error" +-2,2 persen memang layak dipercaya. Namun yang harus digarisbawahi survei tersebut dilakukan pada 22 Februari-5 Maret 2019 atau sebelum debat ketiga dimulai.
"Saya rasa rentang waktu juga menentukan. Litbang Kompas periode tertentu. Di luar akademis wilayah politik elektoral dilakukan belum ada debat ketiga," ujar Garda.
Menurut caleg di Dapil Lampung tersebut menilai bahwa performa KH. Ma"ruf Amin cukup memikat pada debat ketiga. Mulai dari gaya diplomasi maupun program yang dirancang ala Jokowi-Ma"ruf Amin banget itu dianggap cukup mempengaruhi para undecided voter. Termasuk para generasi millenial tahap awal atau pemilih pemula.
Terbukti, kata Garda, dari pengamatan internal TKN di sejumlah media sosial menaruh ekspektasi yang tinggi atas performa Sandiaga Uno pada saat sebelum debat ketiga dimulai. Nyatanya, setelah debat ketiga pujian dan sinyalemen positif diucapkan warga net justru mengarah pada Ma"ruf Amin. Ma"ruf Amin sendiri dinilai bisa membaur kepada generasi Z atau anak millenial tersebut.
"Kan ada Ten year challenge, Dudi (Dunia Usaha dan Dunia Industri) membangun Badan riset tekhnologi program Ma"ruf Amin istilah dan program sangat menarik. Kemudian sebelum debat ketiga ekspektasi yang besar pada Sandiaga Uno. Tapi Ma"ruf Amin berperan sebagai under dog faktanya kemudian berbalik. Justru Ma"ruf Amin yang pegang kendali," ucap Garda. (Alf)