JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan pada diskusi bertemakan Sustaining Transit Investment in Asia"s Cities (Investasi Transit Berkelanjutan di Kota-kota Asia) di Balai Agung, Balaikota Jakarta, pada Senin (15/4). Gubernur Anies menyampaikan perlu lebih banyak lagi rencana pembangunan kota dengan pembangunan sistem transportasi sebagai kuncinya.
"Kita fokus pada tema yang dibahas hari ini yaitu Sustaining Transit Investment in Asia"s Cities. Kita butuh mengadopsi lebih banyak rencana pembangunan kota. Kita telah menyusunnya dalam Rapat Kerja Daerah. Sejak tahun 2005, masyarakat Indonesia telah banyak tinggal di perkotaan dibandingkan pedesaan. Pada 2050, lebih dari 70 persen populasi dunia akan tinggal di kota. Karena itu, rencana pembangunan transportasi adalah kuncinya," ucap Gubernur Anies mengawali sambutannya.
Gubernur Anies menjabarkan, masalah transportasi di Jakarta adalah perpindahan masyarakat yang sebelumnya hampir 48 persen menggunakan kendaraan umum pada tahun 1998, mengalami penurunan hingga 33 persen lantaran beralih ke kendaraan pribadi. Perubahan selama 20 tahun ini harus segera dientaskan dengan infrastruktur kendaraan publik Jakarta yang terintegrasi dan terkoneksi di seluruh wilayah Ibu Kota.
"Dan kondisi angka ini harus dikembalikan, bahkan lebih jauh lagi. Bahwa, perbandingannya 75 persen dengan menaiki transportasi publik, dan sisanya sebanyak 25 persen mengendarai kendaraan pribadi. Dan itu semuanya membutuhkan investasi masif dan kebijakan yang konsisten di semua sektor. Bukan hanya satu sektor, tapi semua sektor," tegas Gubernur Anies.
Gubernur Anies menuturkan, pembangunan fasilitas transportasi umum massal melalui BRT, MRT, maupun LRT tengah dilakukan dan masih membutuhkan investasi hingga mencapai target penyelesaian 10 tahun ke depan. Selain pembangunan sektor transportasi, Gubernur Anies juga menekankan pembangunan di sektor rumah dalam memenuhi kebutuhan dasar tingkat mikro, serta memfasilitasi sektor swasta agar terus tumbuh berkembang di Jakarta.
"Kita ingin mengajak banyak agensi pembangunan internasional untuk membagikan praktik terbaik dan telah dibuktikan dari seluruh dunia. Kita ingin mengadopsinya, bukan sekadar mengadaptasinya. Karena, itu dua hal yang berbeda antara adopsi dan adaptasi. Kita tidak ingin sekadar meniru begitu saja tanpa melihat konteks yang terjadi di Jakarta. Targetnya, kita ingin mengubah masyarakat untuk lebih banyak menggunakan kendaraan umum, dibandingkan kendaraan pribadi untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya di Jakarta," terang Gubernur Anies lebih lanjut.
Gubernur Anies juga melihat pembangunan infrastruktur publik di Jakarta membawa nilai persatuan dan menjadi tempat interaksi warga tanpa memandang latar belakangnya. Gubernur Anies mencontohkan, transportasi modern MRT Jakarta yang dapat digunakan oleh siapa saja tanpa memperlihatkan adanya kelas bisnis ataupun kursi prioritas kecuali bagi penyandang disabilitas, orang tua, dan ibu membawa anak.
"Saya berharap setelah diskusi ini, kita memiliki kerangka pemikiran yang baru untuk dapat melanjutkan pembangunan kota kita agar kita mewujudkan Ibu Kota Indonesia yang lebih baik. Terima kasih kepada ADB yang telah memfasilitasi diskusi ini dan selamat berdiskusi," tandas Gubernur Anies.
Perlu diketahui, kegiatan diskusi ini dihadiri oleh Vice President for Knowledge Management and Sustainable Development Asian Development Bank (ADB) Bambang Susantono, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, Direktur Operasi II PT Adhi Karya Pundjung Setya Brata, dan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI Astera Primanto Bhakti.