Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Jumat, 15 Mei 2015 - 08:55:37 WIB
Bagikan Berita ini :

TB Hasanudin: Integrasi Papua Masih Menyisakan Persoalan

70tscom-tbhasanudin-hilman-13515.jpg
Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanudin (Sumber foto : teropongsenayan.com)
Teropong Juga:

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sejak Papua menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ternyata masih menyisakan berbagai persoalan yang belum terselesaikan.

Provinsi paling timur Indonesia ini merupakan provinsi dengan kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah, namun kehidupan masyarakatnya dari berbagai sektor masih sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Hal tersebut menjadi kekhawatiran berbagai pihak, tidak terkecuali kalangan anggota DPR RI yang merasa persoalan Papua harus dicarikan solusinya.

Misalnya saja anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP TB Hasanudin yang mengatakan bahwa persoalan Papua perlu diperhatikan secara serius karena bila tidak diperhatikan maka provinsi tersebut berpotensi pisah dari ibu pertiwi.

"Masalah Papua kalau tidak ditangani dengan baik bisa lepas dari NKRI. Sejak saya jadi TNI sampai anggota DPR, saya mengikuti persoalan Papua dan banyak diskusi dengan tokoh-tokoh Papua," kata dia di Nusantara I DPR RI Jakarta, Jumat (15/5/2015).

TB Hasanudin mengatakan bahwa saat dirinya masih aktiv di TNI, ada upaya pemerintah saat itu untuk mencari solusi terkait Papua dimana pemerintah saat itu membuka kran musyawarah dengan para tokoh Papua.

"Tahun 1999 pemerintah membuka dialog soal Papua dengan tokoh-tokoh Papua dan dihadiri 100 tokoh Papua dan saya yang menerimanya dan kebetulan saya waktu itu saya sebagai ajudan Habibie. Dalam pertemuan tersebut mereka meminta merdeka dan kita cari solusi dan lahirlah Otsus (Otonomi Khusus)," terang dia.

Namun, lanjut dia, ada satu hal menarik terkait persoalan Papua, dimana setelah dilakukan kajian oleh berbagai pakar ternyata Papua masih memiliki beberapa persoalan yang perlu diperhatikan secara serius.

"Dari hasil penelitian masalah Papua yang dilakukan LIPI, setidaknya ada empat penyebab persoalan Papua," katanya.

Pertama, ada perbedaan persepsi sebagian masyarakat Papua dengan pemerintah pusat. "Perbedaan persepsi itu pertama ketika proklamasi tidak dimasukannya Irian dalam NKRI. Kemudian ketika saat Pepera, Irian tidak mengakui NKRI," katanya.

Kedua, Suka tidak suka ada semacam termarginalisasikannya dan terdiskriminasikannya warga Papua asli.

Ketiga, ada trauma mendalam karena operasi militer sejak Orde Baru (Orba), bahkan pasca reformasi.

Keempat, gagalnya Otsus karena persoalan SDM dan dana Otsus tidak mengalir ke rakyat.

Dari ke emmpat hal tersebut menimbulkan perlawanan dalam tiga bentuk perlawanan.

"Pertama adanya komponen dalam negeri, kedua adanya komponen luar negeri, dan ketiga, komponen OPM (Organisasi Papua Merdeka) dalam konteks bersenjata," pungkas dia. (al)

tag: #Integrasi Papua  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Prof Romli: Saya Siap Jadi Saksi Ahli Hadapi Budi Said Jika Lakukan Kasasi ke MA

Oleh Sahlan Ake
pada hari Senin, 24 Feb 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Masyarakat menyambut baik Putusan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta  (PT DKI) yang memperberat hukum Budi Said dari 15 menjadi 16 Tahun dan Pidana Tambahan ...
Berita

Aliansi BEM NKRI Geruduk KPK, Desak Pengusutan Kasus Penambahan Reses DPD RI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Aliansi BEM NKRI menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (24/2/25) pukul 10.00 WIB.  Aksi ini dilakukan untuk ...