JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pembatalan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) non sumbsidi Pertamax yang sedianya dilakukan Jumat (15/05/2015) pukul 00.00 merupakan bentuk ketidakharmonisan pemerintah khususnya jajaran kabinet bidang ekonomi.
"Saya melihat seperti itu, tim sosialisasi dan tim pemikirnya kurang sinkron, seharunya apapun yang akan disampaikan ke publik harus akurat jangan serampangan seperti ini," kata Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, Jum'at (15/5/2015).
Menurutnya, dampak kenaikan BBM jenis Pertamax yang secara tiba-tiba dalam angka yang tinggi, ini karena pemerintah tidak lagi subsidi jenis bahan bakar RON 92.
"Harga bbm Pertamax diserahkan ke harga pasar, dampaknya pemerintah mengikuti harga BBM internasional dan nilai dolar," tandasnya.
Seperti diketahui pembatalan harga Pertamax ini disampaikan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro melalui siaran pers yang dikeluarkan Kamis malam pukul 23.30 (14/5/2015).
Tak hanya Pertamax, Wianda juga mengungkapkan semua bahan bakar dagangan Pertamina yang rencananya naik seperti Pertamax Plus dan Pertamax Dex juga tidak jadi kenaikan.(ss)