SURABAYA (TEROPONGSENAYAN) --Rombongan Gubernur Papua, Lukas Enembeke Asrama Mahasiswa Papua(AMP) di Jalan Kalasan Surabaya mendapat penolakan dari mahasiswa, Selasa (28/7/2019).
Dalam kesempatan ini, Lukasdidampingi Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indarparawansah dan Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan.
Namun kedatangan mereka ditolak dan tidak bisa menemui para mahasiswa.
Sama seperti yang tertulis di kertas di pintu gerbang, mahasiswa menolak siapapun yang ingin masuk ke asrama.
Dari dalam asrama justru terdengar teriakan-teriakan para mahasiswa.
"Siapa kita, monyet. Siapa kita, monyet. Kami bukan manusia, kami monyet," teriak para mahasiswa, dari dalam asrama.
Lukas, Khofifah, dan Luki juga sempat turun dari mobil. Namu, tiba-tiba sesuatu benda yang mengeluarkan asap sempat dilemparkan dan hampir mengenai Khofifah. Melihat itu, protokol menarik Khofifah masuk ke mobil.
Gubernur Lukas masih berusaha membujuk para mahasiswa,namun tak juga berhasil. Luki kemudian menarik mengajak Lukas untuk masuk ke mobil.
Sementara dari dalam asrama masih terus terdengar teriakan dan juga kata-kata makian.
"Papua merdeka, Papua merdeka," ujar mahasiswa.
Selain itu, di lokasi juga dibentangkan spanduk di pagar asrama bertuliskan "Referendum is Solution dan Garuda Lepas", yang ditulis dengan tinta merah.
Kepada wartawan, Lukas mengatakan, pihaknya telah melaporkan situasi ini kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Itu (referendum) kan yang selama ini kami terima di mana-mana, saya sudah laporkan ke Pak Jokowi. Referendumini kan ranah negara," kata Lukas saat konferensi pers di Hotel Grand Dafam, Surabaya, Selasa (28/7/2019).
Tak hanya itu, Lukas juga menambahkan referendum ini bukan ranah kepala daerah. Namun sudah menjadi urusan negara.
"Referendum ini adalah negara. Negara yang memutuskan itu. Referendumbukan saya, itu urusan negara," pungkas Lukas. (Alf)