JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kabutasapsisa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti Kota Palembang dan sekitarnya,Rabu (16/10/2019).
Bahkan, akibat asap kondisi udara Kota Pempek itu beberapa hri terakhir sempat berada di level "Sangat Tidak Sehat".
Kondisi udara "Sangat Tidak Sehat" terjadi malam sampai dini hari tadi pukul 01.00 WIB. Kondisi ini dapat dilihat pada situs resmibmkg.co.iddan di papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) DLHK Sumsel.
Pada kedua alat ukur, tercatat konsentrasi partikulat atau PM10 sempat menyentuh angka 398.60 mikrogram/m³. Tentunya, masyarakat harus menggunakan masker dan mengurangi aktivitas di luar ruangan.
"Kabut asap pagi ini masih, tetapi nggak separah dua hari kemarin. Cuma malam sesak napas, mata perih dan terasa juga pagi ini," kata salah seorang warga, Leni Marlina ketika ditemui di Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (16/10/2019).
Kondisi ini, lanjut Leni, sudah dirasakan sejak beberapa bulan terakhir di musim kemarau. Puncaknya, kabut asap pekatterjadi pada Senin (14/10) kemarin.
"Sesak napas, di teras rumah terkadang ada bekas bakaran turun. Ada abu juga, padahal rumah jauh dari daerah-daerah yang terbakar," imbuh wanita berusia 38 tahun tersebut.
Sementara jika melihat catatan di BMKG Sumatera Selatan, cuaca pagi hari cerah berawan dan berasap. Selanjutnya siang hari cerah berawan, potensi asap hingga potensi hujan lokal di beberapa wilayah seperti OKI, Banyuasin, OKU Timur, OKU dan OKU Selatan.
Pada malam hari, tercatat masih potensi berawan, potensi asap dan potensi hujan petir seperti di wilayah Pali, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Empat Lawang, Lubuk Linggau dan Musi Banyuasin. (Alf)