KEDIRI (TEROPONGSENAYAN) --Kontroversi penunjukanFachrul Razi sebagaiMenteri Agama (Menag) RI di Kabinet Jokowi-Ma"rufmembuat kiai sepuh NU asal Kediri Jawa Timur, KH Anwar Iskandar angkat suara.
Kiai Anwar menilai, masyarakat seharusnya tidak memperpanjang polemik itu. Sebab, saat ini yang harus dipikirkan adalah membentengi negara dari radikalisme.
Hal ini disampaikan Kiai Anwar saat membuka acara bedah buku "Fiqih Kebangsaan", peringatan Hari Santri di Ponpes Al Amien, Ngasinan, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota, Kediri,Minggu (26/10/2019).
"Menteri itu disesuaikan dengan tupoksi. Pejabat disesuaikan dengan tupoksi. Tugas berat sekarang ini seperti yang dikatakan Presiden, bentengi negara ini dari radikalisme," kata Gus War, sapaan akrab Anwar Iskandar di lokasi.
Dalam mengatasi radikalisme, jelas dia, dibutuhkan prinsip the right man on the right place. Sosok Menag Fachrul Razi sekarang ini berlatar belakang anggota TNI, yang diyakini nasionalisme kuat termasuk pemahaman politik juga kuat.
"Berlatar belakang TNI, kami yakini nasionalisme kuat, juga pemahaman politik cukup. Walaupun tidak berbasis pendidikan agama tapi punya pemahaman yang cukup tentang politik dan strategi selamatkan negara. Itu penting," imbuhnya.
Untuk itulah dengan seminar kebangsaan semacam ini, tambah Gus War, masyarakat dan santri bisa semakin memahami Islam yang sebenarnya, sehingga bisa menyikapi tentang negara bangsa.
"Negara ini adalah negara bangsa dan bukan negara agama. Sistemnya juga harus sistem kebangsaan bukan sistem yang berbasis lainnya. Jadi, kiai paham tidak terpengaruh oleh paham yang bertentangan dengan negara bangsa dan Pancasila seperti radikalisme, liberalisme, komunisme," tegas Gus War.
Senada dengan Gus War, panitia bedah buku fiqih kebangsaan, KH Oing Abdul Muid Shohib mengatakan kegiatan tersebut sengaja digelar. Selain bagian dari peringatan Hari Santri 22 Oktober sekaligus ingin memberikan pemahaman tentang kebangsaan pada gus dan ning serta para santri menjadi lebih baik lagi.
"Jangan ada yang salah di Indonesia. Salah tapi kelihatannya benar. Islam disampaikan dengan simbol. Islam seolah agama pedang, padahal sejarahnya Nabi Muhammad SAW tidak perang jika tidak dimulai," kata dia sepertidikutip detik.
Gus Muid juga menambahkan bentuk NKRIbukan tanpa dasar. Para ulama dan tokoh bangsa telah merumuskan negara ini juga berdasarkan Al Quran dan Hadist.
Untuk itu, ia berharap dengan adanya kegiatan ini segala hal bisa diluruskan dan bisa diteruskan ke masyarakat luas tentang Islam rahmatan lil "alamin.
Kegiatan itu ikut selain dihadiri Pengasuh PP Al Amien, Ngasinan, Kota Kediri KH Anwar Iskandar juga dihadiri jajaran pengurus PCNU Kota Kediri, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar, para gus, ning, dan perwakilan santri dari sejumlah pondok pesantren di Kota Kediri. (Alf)