JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Pemerintahan Joko Widodo jangan bangga kalau penambahan utangnya masih kecil dari pemerintah sebelumnya. Karena baru enam bulan, sehingga angkanya masih sementara

"Penambahan utangnya dari Rp2.604 triliun menjadi Rp2.795 triliun, atau baru tambah sekitar Rp119 triliun," kata Direktur Centre for Budget Analysis Uhok Sky Khadafi, Jumat (22/05/2015).

Uchok mengatakan, sejak APBN P 2015 disahkan oleh DPR, pemerintahan Jokowi membutuhkan anggaran yang besar. Belum satu semester sudah Rp507 triliun.

Tragisnya, uang itu banyak yang digunakan untuk menutup defisit anggaran dalam APBN 2015 sebesar Rp222.5 triliun. Sedangkan sisanya lagi Rp223.0 triliun untuk bayar utang dan pembiayaan non utang sebesar Rp62 triliun.

Uchok memperkirakan, dengan hitung-hitungan seperti itu, di akhir 2015, rezim Jokowi akan punya utang sebesar Rp3.303 triliun. "Dan itu akan dibebankan kepada rakyat melalui pajak," katanya.

Karena itu, dalam hitungan Uchok, dengan utang sebesar itu setiap warga negara Indonesia, di akhir tahun 2015 ini saja, akan dibebani utang Rp13 juta.

"Jadi mari kita ucapin salam buat Presiden Jokowi, salam gigit jari, atas prestasi menambah utang," pungkas dia. (ss/b2)