JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Dolar melonjak terhadap beberapa mata uang lain pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Perusahaan dan investor yang khawatir dengan wabah COVID-19 menyerbu mata uang AS yang dianggap aman.
Banyak mata uang mencapai posisi terendah multi-tahun terhadap dolar, termasuk pound Inggris, dolar Australia, dan dolar Selandia Baru.
" Investor dan perusahaan memperlakukan dolar Amerika dengan cara yang sama, memborongnya dengan status sangat likuid," kata Joe Manimbo, analis pasar senior, di Western Union Business Solutions di Washington, seperti dikutip oleh Reuters.
Dolar telah melonjak terhadap mata uang mitranya dalam beberapa hari terakhir meskipun ada dua penurunan suku bunga darurat oleh Federal Reserve AS bulan ini, yang telah membawa suku bunga AS turun ke nol. Indeks dolar naik lebih dari enam persen selama tujuh sesi perdagangan terakhir.
Pasar telah runtuh bulan ini karena investor melikuidasi hampir semuanya aset mereka untuk uang tunai, menaikkan nilai dolar dan biaya meminjam greenback di luar negeri.
Dolar Australia merosot ke level terendah 17-tahun baru 0,5702 dolar pada Rabu (18/3/2020), sementara dolar Selandia Baru menyentuh level terendah 11-tahun dekat 0,5697 dolar. Sterling jatuh 3,73 persen menjadi 1,16 dolar, terendah sejak yang disebut flash crash pound pada Oktober 2016.
Bahkan mata uang lain yang dipersepsikan safe-haven melemah terhadap greenback, dengan yen Jepang turun 0,4 persen dan franc Swiss turun sekitar 0,8 persen.
Dolar Kanada melemah ke level terendah empat tahun terhadap greenback pada Rabu (18/3/2020) karena harga minyak jatuh. Hari ini,
kurs dollar terhadap rupiah masih akan atas Rp15.000. Kamis pagi (19/3/2020) masih di sekitaran Rp15.200 per dolar.
Dolar makin kuat karena pedagang berharap akan lebih banyak upaya-upaya dari pemerintah Amerika untuk meredam kerusakan ekonomi dari virus corona.
Pemerintahan Trump pada Selasa (17/3/2020) menyatakan niatnya untuk menawarkan pembayaran tunai bagi pekerja Amerika sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi di tengah kejatuhan akibat virus corona. "Kami akan segera mengirimkan cek ke warga Amerika," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.