JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Dengan maksud mengendalikan harga, Kementerian Perdagangan memberi izin untuk mengimpor bawang putih. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan dengan adanya pasokan dari luar negeri, harga bawang putih akan stabil menjelang ramadhan. Hal itu disampaikannya setelah melakukan pemantauan ke gudang importir bawang putih dan bawang bombay. Ia menyebutkan, saat ini harga bawang putih stabil di harga Rp 32 ribu per kg.
Turunnya harga komoditas ini, kata Agus, berkat kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang memberikan relaksasi berupa pembebasan Persetujuan Impor dan Laporan Surveyor untuk bawang putih dan bawang bombai. "Saat ini ada sekitar 34 kontainer, 29 ton bawang putih dan bawang bombay sudah berada di Pelabuhan Tanjung Priok. Ini akan terus masuk dari China," kata Agus melalui siaran pers pada Kamis, (16/4).
Mengacu pada data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, rata-rata harga bawang putih di pasar tradisional berangsur turun. Untuk harga bawang putih secara nasional dibanderol Rp 42.400, turun 6% dari awal April lalu. Importir bawang putih sudah banyak memasukkan stok ke dalam negeri sehingga menambah pasokan.
Jeritan Petani Temanggung
Sementara impor bawang putih jalan terus, petani di Temanggung Jawa Tengah justru mengalami penurunan harga. Petani bawang putih meminta importir lebih memilih untuk membeli hasil panen mereka dibandingkan dengan harus mendatangkan dari negara lain, yang berisiko menurunkan harga di pasaran.
Bupati Temanggung M. Al Khadziq mengatakan wilayahnya sekarang sedang panen raya bawang putih dengan luas lahan hampir 3.000 hektare. Namun, harga bawang putih di pasar justru masih anjlok.
Pihaknya menyebut di tengah panen raya ini harganya justru anjlok, sekarang bawang putih basah hanya Rp8.000 per kilogram, dari biasanya antara Rp12.000 hingga Rp17.000 per kilogram.
Menurut dia kalau importir tidak ikut membeli bawang putih petani dikhawatirkan nantinya terjadi permasalahan, karena sekian persen bawang putih yang kini harganya Rp8.000 per kilogram ini sebenarnya digunakan untuk pembenihan.
"Kalau petani menjualnya sebagai bawang konsumsi, dalam program APBN berikutnya bisa terancam kekurangan benih, oleh karena itu kehadiran importir sangat penting," ujarnya.