JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengatakan sebaiknya realokasi APBN 2020 perlu perhatikan juga sektor riset perguruan tinggi untuk penanganan Pandemi corona.
“Anggaran besar penanganan pandemi sebesar Rp. 405,1 T harusnya juga untuk riset, negara yang kuat di dunia saat ini adalah yang mampu memberi solusi hadapi infeksi Covid-19,” kata Fikri melalui pesan singkatnya, Selasa (21/04/2020).
Fikri menilai kebijakan penggelontoran dana sebesar Rp. 405,1 T semestinya juga memperhatikan tren kebijakan ekonomi dunia.
“Perhatikan apa yang tengah dilakukan negara-negara besar seperti China dan Amerika, mereka sedang memulai perlombaan obat dan vaksin, dasarnya tentu dari riset,” imbuhnya.
Politisi PKS ini mendesak perhatian lebih untuk riset bagi pendidikan tinggi, terutama terkait pencegahan infeksi dan penanganan virus corona.
"Jangan-jangan sudah ada peneliti kita di perguruan tinggi yang sudah menemukan obat dan vaksin, namun tidak terekspos karena minim dukungan anggaran dan perhatian,” ujarnya.
Politisi Asal Tegal ini juga mengkritik kebijakan pemerintah dalam pengambilan keputusan di tingkat pusat terkait penangangan corona yang terkesan tidak berdasar riset ilmiah.
“Misalnya keputusan untuk membeli obat klorokuin dan avigan sebanyak jutaan butir,” tambahnya.
Menurut Fikri kedua obat itu masih menjadi pro-kontra di kalangan peneliti kedokteran di tanah air, karena efek samping yang bisa ditimbulkannya, daripada efektifitas penyembuhan.
"Ini menunjukkan tidak ada penasihat istana yang terkoneksi dengan dunia riset kedokteran kita,” pungkasnya.