JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Pemerintah Australia baru saja meluncurkan aplikasi CovidSafe yang bisa diunduh lewat telepon pintar. Namun sudah 2 juta warga di Negara Kangguru yang sudah mengunduhnya. Dengan angka itu berarti sudah 8% warga Australia sudah menggunakan platform tadi.

Seperti dikutip dari situs reuters.com (27/4/2020), Menteri Kesehatan Greg Hunt mengatakan aplikasi pelacakan yang diluncurkan pada hari Minggu direncanakan akan disebarkan ke sejumlah negara bagian.

Pemerintah mengatakan ingin propersi orang yang memanfaatkan CovidSafe mencapai 40%. "Upaya ini akan membantu melindungi diri kita sendiri, keluarga kita, perawat dan dokter kita," kata Hunt dalam sebuah pernyataan.

Aplikasi CovidSafe ini memudahkan seseorang bisa mendeteksi apakah ia terinfeksi COVID-19 atau tidak.

Aplikasi, yang didasarkan pada perangkat lunak TraceTogether Singapura dan menggunakan sinyal Bluetooth untuk login ketika orang sudah dekat satu sama lain, dimaksudkan untuk membantu petugas medis melacak orang yang berpotensi terkena infeksi.

Namun aplikasi itu meminta pengguna memberitahu nama email atau nomor kontak. Ini yang kemudian dicurigai oleh sekelompok kekebasan hak sipil dan pemerintah bisa mengganggu privacy seseorang. Tetapi pemerintah Canberra mengatakan perangkat lunaknya tidak mencatat lokasi orang dan memiliki perlindungan bawaan.

Australia termasuk negara yang dianggap berhasil mengendalikan COVID-19. Jumlah kasusnya hanya 6.700 orang dan yang meninggal dunia hanya 83 orang. Karena keberhasilannya itu, popularitas Scott Morison, Perdana Menteri Australia menanjak. Apalagi dengan adanya aplikasi bikinan pemerintah.