JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Sebanyak 13 orang yang dituding pemerintah Venezuela sebagai ‘teroris+ telah ditangkap pemerintahan pimpinan Nicolas Maduro. Mereka diduga akan membuat serangan di negeri yang anti AS itu.
Seperti dikutip reuters.com (5/5/2020), Maduro menunjukkan bahwa 8 dari 13 orang itu tewas dalam sebuah serangan yang digagalkan.
Maduro menunjukkan bahwa mereka berpaspor AS dengan karus identitas bernama Airan Berry dan Luke Denmas. Kedua orang itu diklaim bekerja untuk Jordan Goudreau, seorang veteran militer AS yang memiliki perusahaan keamanan yang berpusat di Florida, bernama Silvercorp.
“Mereka memainkan Rambo. Mereka bermain (bak) pahlawan ”kata Maduro, seraya menambahkan bahwa pihak berwenang Venezuela mengetahui rencana itu sebelum eksekusi.
Kedua warga negara AS itu ditangkap pada hari Senin dalam pertemuan kedua dan diyakini mereka berada dalam tahanan intelijen militer Venezuela.
Upaya untuk mencongkel Maduro bukan kali ini saja terjadi. Pada tahun lalu, di bulan April, Pada 30 April, sekelompok personel militer dan warga sipil bergabung dengan tokoh oposisi Juan Guaido untuk melancarkan pemberontakan terhadap Maduro.
Namun upaya tersebut gagal. Sebanyak 25 orang militer yang menentang Maduro kabur dan mencari suaka di Kedutaan Besar Brasil di Caracas, ibukota Venezuela.Selain itu Maduro juga mengusir 54 anggota militer dan kepala intelijen yang terbuka mentang Guaido.
Ketika dikonfirmasi, Goudreau membenarkan bahwa Berry dan Denman ikut terlibat. "Mereka bekerja denganku. Itu orang-orang saya, ”katanya melalui telepon.
Departemen Luar Negeri tidak memberikan komentar segera tentang dugaan penangkapan. Para pejabat A.S. sangat membantah keterlibatan pemerintah A.S. dalam penyerbuan.
Pemimpin oposisi Juan Guaido meragukan versi pemerintah tentang penangkapan. Guaido menuding Maduro sengaja mengalihkan perhatian dunia dari masalah lain seperti acara hari Minggu, bersikeras Maduro berusaha untuk mengalihkan perhatian dari masalah lain dalam beberapa hari terakhir termasuk kerusuhan penjara yang mematikan dan pertempuran geng kekerasan di Caracas.
Tim komunikasi Guaido juga membantah laporan media bahwa Guaido telah menyewa Silvercorp untuk menyingkirkan Maduro. Tim komuniksdi oposisi dan sekutunya "tidak memiliki hubungan dengan atau bertanggung jawab atas tindakan perusahaan Silvercorp."
Tim Guaido mengatakan: "Kami menuntut hak asasi manusia ... dari orang-orang yang ditangkap dalam beberapa jam terakhir dihormati."
Washington telah memberlakukan sanksi ekonomi yang keras terhadap Venezuela dalam upaya untuk menggulingkan Maduro, yang dituduhnya telah mencurangi pemilihan pada tahun 2018. Pemerintah Maduro mengatakan Amerika Serikat ingin mengendalikan cadangan minyak besar-besaran Venezuela.