Berita
Oleh Aries Kelana pada hari Jumat, 12 Jun 2020 - 15:00:35 WIB
Bagikan Berita ini :

Korut: Tidak Ada Guna Menjalin Relasi Dengan AS, Jika AS Memandangnya Sebagai Musuh

tscom_news_photo_1591948835.jpg
Donald trump-Kim Jong un (Sumber foto : istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Nampaknya Konferensi Tingkat Tinggi antara Donald Trump dan Kim Jong un tak bakalan terjadi lagi. Pemerintah Korea Utara (Korut) menilai selama Amerika Serikat (AS) masih memandang Korut sebagai musuh.

AS masih menuding Korut sebagai ancaman bagi negara-negara sekutunya di Eropa Timur, seperti Korea Selatan dan Jepang. Lalu AS juga masih mengenakan sanksi ekonomi kendati Korut sudah mengurangi aktivitas nuklir. Janji AS pada waktu KTT pertama pada tanggal 12 Juni 2018 di Singapura juga belum dipenuhi.

KTT kedua pada Februari 2019 di ibukota Vietnam, Hanoi, pun gagal mencapai kesepakatan karena konflik atas seruan AS agar Korea Utara sepenuhnya menyerahkan senjata nuklirnya dan dibarengi dengan pencabutan sanksi belum dilaksanakan.

Menteri Luar Negeri Ri Son Gwon mengatakan sementara warganegara di kedua negara menginginkan perdamaian, Washington justru "bersikeras hanya memperburuk situasi".

"Apa yang menonjol adalah bahwa harapan untuk meningkatkan hubungan DPRK-AS - yang tinggi di udara di bawah sorotan global dua tahun lalu - kini telah bergeser ke dalam keputusasaan yang ditandai dengan kemunduran yang semakin meningkat," kata Ri yang disiarkan oleh kantor Berita Korea Utara KCNA.

Menteri Luar Negeri Korut itu menegaskan bahwa negaranya sebenarnya mengembangkan senjata nuklir semata-mata untuk menghadapi ancaman senjata militer dan nuklis AS yang sulit dicegah.

Ri mengutarakan bahwa negaranya juga sudah berupaya melakukan berbagai usaha perdamaian, seperti moratorium pengujian nuklit, pembongkaran tempat peluncuran senjata, dan sebagainya, agar embargo ekonomi kepada negaranya dicabut. Selain itu pemulangan tentara AS yang ditahan pemerintah Pyongyang.

"AS mengaku sebagai advokat untuk meningkatkan hubungan dengan DPRK, tetapi pada kenyataannya, itu hanya akan memperburuk situasi," kata Ri.

"Akibatnya, semenanjung Korea kini telah berubah menjadi hotspot paling berbahaya di dunia yang dihantui tanpa henti oleh hantu perang nuklir."

Menanggapi omongan itu, Gedung Putih bdan Departemen Luar Negeri elum berkomentar. Hanya, Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi permintaan komentar.

Pada hari Kamis, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan kepada kantor berita Korea Selatan Yonhap bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk berdialog dengan Korea Utara, dan terbuka untuk "pendekatan yang fleksibel untuk mencapai kesepakatan yang seimbang".

tag: #donald-trump  #amerika-serikat  #korea-utara  #nuklir  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement