JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Perlawanan terhadap rasisme menggeliat setelah negara Amerika Serikat tersandung kasus penganiayaan dan diskriminasi terhadap orang berkulit hitam. Negara liberal yang mendaku sebagai polisi dunia itu dan paling nyaring melontarkan perlindungan HAM nyatanya bertolak belakang saat aparatnya secara terbuka menggencet tengkuk George Floyd dengan menggunakan dengkul hingga pria kulit hitam gagal bernapas.
Setelah aksi nyata diskriminasi itu terjadi di Minnesota, Amerika Serikat pada 25 Mei 2020, protes massa menyusul dengan tema menolak rasisme. Para demonstran menganggap tindakan berlebihan dari perwira polisi, merupakan bentuk dari rasisme yang menyebabkan Floyd kehilangan nyawa.
Hilangnya nyawa Floyd yang disusul dengan aksi demonstrasi anti rasisme itu membuka mata dunia, bahwa rasisme masih terjadi di negara yang dijadikan guru dalam berdemokrasi dan dianggap paling menjunjung tinggi HAM. Demonstrasi juga muncul di sejumlah negara barat, salah satunya di Inggris.
Berkaca dari peristiwa itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Benny Susetyo, menegaskan segala bentuk rasisme sangat bertentangan dengan Ideologi Pancasila. Warga negara Indonesia yang mengaku setia pada pancasila atau Pancasilais, sepatutnya membersihkan diri dari sifat-sifat rasisme.
“Rasisme bertentangan dengan nilai Pancasila, karena rasisme melanggar nilai kemanusiaan dan keadaban”, kata Benny dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Ahad, 21 Juni 2020.
TEROPONG JUGA:
> Yorrys Minta Masyarakat Waspadai Kelompok yang Mainkan Isu Rasisme di Papua
Rohaniwan yang juga penggiat HAM itu juga menyesalkan tindakan rasisme yang pernah terjadi beberapa waktu lalu di Indonesia. Dengan tegas dirinya berujar, “(ke depan) rasisme tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia, karena bertentangan dengan Pancasila”.
Selama ini nilai-nilai Pancasila cenderung hanya dijadikan hiasan bibir kala sebelum atau sesudah terjadinya pelanggaran yang merenggut HAN di negeri bhineka seperti Indonesia. Oleh sebab itu, Benny menekankan nilai-nilai Pancasila harus diinternalisasika dalam prilaku berbangsa dan bernegara.
Menurutnya, Pancasila harus dikonkretkan dalam relasi antara negara dengan warganya, serta antara warga satu dengan warga lainnya.
TEROPONG JUGA:
> Simak Proses Penilaian Pemenang Teropong Parlemen Award
Mengenai aksi demonstrasi menentang rasisme di Amerika Serikat, Benny berharap peristiwa itu tidak akan membawa pengaruh buruk bagi masyarakat Indonesia.
“kita yakin bahwa bangsa ini akan dewasa dan (aksi demonstrasi) tidak akan berdampak, karena nilai Pancasila diinternalisasi dalam prilaku berbangsa”.
“Semua bentuk rasialisme harus kita lawan, karena tidak sesuai dengan konstitusi," tandasnya.