JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Rusaknya lingkungan hidup saat ini tidak terlepas dari pola managemen yang terbangun baik di masyarakat maupun di pemerintahan yang masih abai terhadap pelestarian lingkungan hidup. Tentu saja hal demikian seolah menjadi pekerjaan rumah yang sangat sulit untuk dikerjakan pemerintah.

Menurut Ketua LSM Huma Chalid Muhammad, perkembangan perbaikan lingkungan hidup dari waktu ke waktu justru makin mengkhawatirkan.

"Saya ingin garis bawahi kondisi lingkungan hidup itu bukan menunjukan ke arah yang lebih baik," kata Chalid dalam sebuah diskusi bertajuk "Hutan Indonesia di Simpang Nawacita", di Bakoel Koffie Cikini Jakarta, Minggu (31/05/2015).

Lebih lanjut Chalid menguraikan, makin parahnya lingkungan hidup tidak terlepas dari berbagai hal yang terjadi selama puluhan tahun.

"Apa faktornya, pertama, telah lama lingkungan hidup itu telah terjadi penghancuran terpimpin yang dilakukan negara. Negara melakukan penghancuran tersebut lewat instrumen perijinan dan ini fakta yang tidak terbantahkan, sehingga akibatnya, bencana ekologis mengalami peningkatan dari waktu ke waktu," kata dia.

Dampak dari penghancuran lingkungan yang dilakukan negara, lanjut dia, kondisi alam saat ini sangat susah untuk diprediksi.

"Indonesia dulu mengenal dua musim yaitu kemarau dan hujan, tapi sekarang musimnya banyak, ini karena salah urus di lngkungan hidup," tandas dia.

Kultur masyarakat dan keseriusan pemerintah saat ini bisa dikatakan sangat lemah terhadap pelestarian lingkungan hidup, ujar dia.

"Parahnya fakta ini hanya dihadapi satu orang Menteri kalau dulu ada di dua kementerian, tapi itu pun saling lempar tanggung jawab dan dulu tabu bagi masyarakat untuk buang sampah ke sungai tapi sekarang masyarakat sudah terbiasa buang sampah sembarangan," tutup dia. (al)