JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sebelum merebaknya wabah Covid 19, UNICEF menyebut lebih dari 7 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting di Indonesia.
UNICEF memperkirakan jumlah anak yang mengalami kekurangan gizi akut di bawah lima tahun bisa meningkat 15% secara global pada tahun ini jika tidak ada tindakan.
Sementara berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2019 disebutkan bahwa 27,67% anak Indonesia mengalami stunting per 9 juli 2020.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Gde Siriana Yusuf mengatakan ancaman tersebut berpotensi membuat zatu generasi mengalami kekurangan gizi di usia perkembangannya.
"Tentu ancaman stunting ini akan sangat mempengaruhi kualitas generasi di masa depan," kata Gde saat dihubungi, Selasa (04/08/2020).
Gde menuturkan kalau dampak pandemi Covid 19 di Indonesia menyebabkan para orangtua kehilangan pekerjaan dan penghasilannya dan akan mempengaruhi kualitas hidup.
"Jadi kebiasaan baru bukan saja soal protocol Covid19 dengan jaga jarak, masker dan cuci tangan. Kebiasaan baru di setiap rumah juga mengurangi porsi makan dan uang saku anak," tuturnya.
Hal tersebut, kata Gde berarti akan terjadi peluang penurunan kualitas dan kecukupan gizi pada anak anak di banyak keluarga Indonesia.
"Fakta observasi saya menunjukkan bahwa kaum perempuan mendapatkan beban paling berat dari pademi corona," ujarnya.
Menutup keteranganya, Gde menilai kalau para Ibu hamil kalangan menengah bawah terpaksa mengurangi gizi mereka demi kecukupan gizi anak-anaknya.
"Belum lagi beban pekerjaan rumah tangga yang harus dihandle sendiri oleh para ibu karena tidak bisa lg membayar ART," pungkasnya.