JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) mempunyai relasi besar terhadap pendidikan Pancasila di institusi pendidikan. Untuk itu, guru yang mengemban amanah di bidang ini perlu memperkuat pemahamannya tentang Pancasila agar mampu menanamkan nilai-nilainya kepada peserta didik.
Dalam pelatihan pembinaan ideologi Pancasila kepada 174 guru mata pelajaran PPKn di kawasan Bogor, Selasa (4/7), Deputi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Badan Pembinaan Ideologi Panacasila (BPIP), Babby Siti Salamah, mengatakan guru PPKn bisa didorong sebagai duta penggerak Pancasila.
“Guru merupakan ujung tombak dalam kegiatan maupun proses pendidikan, maka Guru diharapkan berperan aktif untuk melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dengan baik terutama pada generasi penerus bangsa yang bercermin pada ideologi Pancasila,” katanya.
BPIP memandang pentingnya pemahaman ilmu Pancasila bagi setiap guru PPKn. Namun, penguasaan terhadap ilmu tersebut juga mesti diiringi dengan metode belajar yang tepat bagi peserta didik atau siswa.
Pasalnya, tak jarang siswa memandang mata pelajaran ini begitu membosankan karena metode guru dalam menyampaikannya cenderung monoton dan monolog.
Apalagi, PPKn sendiri bukan materi yang akan dites dalam ujian nasional. Hal ini menambah kesan bagi siswa bahwa pelajaran ini tak begitu penting bagi mereka. Akibatnya, hilang kesadaran terhadap kebutuhan nilai-nilai Pancasila.
"Guru Mata Pelajaran PPKn juga perlu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, khususnya terhadap ideologi Pancasila yang mencakup aspek nilai, pengetahuan, dan keterampilan serta impelementasinya dalam kehidupan sehari-hari," tegas Babby.
Babby mengimbuhkan, guru perlu mengatur strategi pembelajaran PPKn dengan cara meningkatkan gairah belajar yang sesuai dengan generasi saat ini.
Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila kepada guru PPKn
Sementara itu, Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila penting untuk menjaga Pancasila sebagai "living" dan "working ideology".
Guru, kata Yudian, adalah salah satu pilar penting dalam Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) karena profesi ini merupakan aparatur yang paling bersentuhan langsung dengan anak didik.
"Apalagi di tengah beragam persoalan pendidikan kita seperti kecenderungan radikalisme," ujarnya.
Mengutip Penelitian Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), Yudian mengungkapkan hampir 50% pelajar setuju kekerasan atas nama agama, maraknya penolakan Pancasila-penelitian yang sama juga menyebut 25% siswa dan 21% guru menyatakan Pancasila tidak relevan lagi.
"Selain data LaKIP, BNN juga menyebutkan tingginya angka pengguna narkoba 3,3 juta orang (24 persen atau 810.267 di antaranya adalah pelajar)," imbuhnya.
Selain itu, Yudian melanjutkan, data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2018 menunjukkan kekerasan fisik di kalangan pelajar cukup banyak, yakni 32,7 persen pelajar setidaknya pernah satu kali diserang secara fisik (SNKBS 2015), 84 persen siswa mengalami kekerasan di sekolah.
"Saya harapkan di akhir acara para guru yang berpartisipasi dalam kegiatan ini bisa meningkatkan kompetensi, keahlian, ketrampilan dalam PIP," pungkasnya.
Kegiatan pelatihan dan pembinaan ideologi Pancasila yang digelar BPIP ini berlangsung hingga Jumat, 7 Agustus mendatang.
Gelaran ini selain dihadiri langsung oleh Kepala BPIP, juga dihadiri Wakil Kepala BPIP, Prof Haryono, Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP Prof. Dr. FX Adji Samekto, Ketua Umum Indonesian Conference on Relegion and Peace (ICRP) Prof. Dr. Hj. Siti Musdah Mulia.
Berikutnya hadir pula Direktur Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan BPIP Marsudi Sarwono, Widyaiswara Madya Lembaga Administrasi Negara RI Dr. Ajriani Munthe Salak, dan Kepala Bidang Perencanaan Diklat Kementerian Pertahanan RI Kol. Sus. Dendi Tuwidanterse.
Mengapresiasi kegiatan yang digelar BPIP, salah seorang peserta, Suharmi, mengatakan pendidikan dan pelatihan tentang ideologi pancasila sangat bermanfaat bagi tenaga pendidik untuk disampaikan kepada siswa dan siswinya.
Ia berharap, dengan mendapat pelatihan tersebut para guru PPKn mampu mendorong para peserta didiknya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
"Saya sangat mengapresiasi diklat ini, karena sangat penting bagi saya sebagai tenaga pendidik," ucap Suharmi.