Berita
Oleh Givary Apriman pada hari Selasa, 15 Sep 2020 - 13:05:14 WIB
Bagikan Berita ini :

Pengamat : Terbukti Tak Becus Menangani Corona, Apalagi Yang Bisa Diharapkan Dari Jokowi?

tscom_news_photo_1600145049.jpg
Gde Siriana Yusuf (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Perjalanan roda pemerintahan Presiden Joko Widodo telah hampir sampai ke umur 6 tahun tetapi janji politik dan kinerjanya dinilai tak sesuai dengan apa yang diharapkan rakyat.

Pengamat Politik Gde Siriana Yusuf mengatakan kalau penilaian masyarakat terhadap kinerja kepemimpinan Jokowi telah sampai kepada krisis ketidakpercayaan.

Pasalnya, pada tahun 2020 ini pemerintahan Jokowi menampakkan wujud asli dari kualitas kepemimpinannya, terkhusus saat pandemi Covid-19 melanda tanah air.

Pemerintah belum bisa menangani pandemi corona dengan terobosan kebijakan-kebijakan yang dapat menyelamatkan masyarakat dari wabah corona.

"Kini, ketika nyata terlihat tidak becus tangani Covid-19, apalagi yang bisa diharapkan di 2021?" kata Gde ketika dikonfirmasi, Selasa (15/09/2020).

Sebagai salah satu bukti ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah, Gde membeberkan masa-masa di saat rakyat menuntut janji-janji politik Jokowi yang mulai terjadi sejak 2015.

"Berikut milestone janji-janji presiden yang ditagih rakyat," bebernya.

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus) itu menuturkan tepat di umur 100 hari pemerintahan Jokowi periode pertama muncul tuntutan dari rakyat untuk Jokowi menyetop politik pencitraannya.

Sebab, janji-janji politiknya yang pro rakyat tidak sesuai dengan realitasnya, saat itu Jokowi mengeluarkan kebijakan yang tidak konsisten menganai harga BBM yang naik turun.

Kebijakan lain seperti tarif listrik dan gas elpiji yang direncanakan naik bahkan keadaan nilai rupiah terus merontok dan itu menandakan pencitraan Jokowi sudah luntur.

"2015 adalah berakhirnya khasiat pencitraan," tuturnya.

Kemudian, pada tahun 2016 rakyat menagih janji kampanye Jokowi yang pada 2014 menyatakan diri siap membikin ekonomi Indonesia meroket hingga mencapai angka 7 persen.

Akan tetapi ekspetasi pemerintah tidak sesuai realita, justru pertumbuhan ekonomi nasional terstagnasi hanya di kisaran 5 persen.

Utang janji Jokowi pun menumpuk hingga tahun 2017, di mana kala itu rakyat mulai berkoar mengenai penegakan kasus HAM yang juga masuk ke janji kampanye Jokowi untuk periode pertamanya.

Ditambah lagi tuntutan masyarakat di tahun 2018 mengenai mobil Esemka yang digadang-gadang menjadi terobosan Jokowi di dalam pengembangan industri otomotif hasil karya putra-putri Indonesia.

"Barulah tahun 2019 ditagih janji kebakaran hutan. Eh tapi malah bikin janji-janji baru lagi di pilpres," tandasnya.

tag: #jokowi  #gde-siriana-yusuf  #corona  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement