JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan menyindir kepada masyarakat yang masih melakukan demonstrasi di tengah pandemi Covid-19.
Saat ini, Luhut memaparkan ketertinggalan Indonesia dalam adaptasi revolusi industri 4.0. Menurut Luhut, Indonesia harus mengejar ketertinggalan itu.
"Sekarang saya masuk pada Indonesia 4.0. Revolusi industri dalam peradaban manusia kalau kita lihat itu akhir abad 18, 20, awal tahun 70 dan saat ini. Nah ini memang berkembang semua teknologi ini. AI, IoT, Advanced Robotics, dan terus. Ini juga berkembang terus teknologi ini," papar Luhut melalui keteranganya, Rabu (21/10/2020).
"Indonesia perlu mengejar ketertinggalan dalam adaptasi industri 4.0. Kalau anda lihat kita ini nomor dua dari bawah. Ini planning phase jauh dibandingkan Jerman, AS, Inggris, maupun Tiongkok. Jadi ini sekarang yang menjadi upaya kita untuk ngejar. Kita nggak bisa berhenti begini, tapi memang kita sendiri harus kompak," sambungnya.
Luhut lantas mengatakan di dalam negeri, masyarakat kerap membicarakan hal-hal yang tidak perlu dibicarakan dan semua itu menghabiskan energi.
"Padahal semua berjalan baik. Karena ini birahi-birahi politik yang tidak paham. Jadi yang membuat itupun menurut saya juga nggak jelas juga ini orang. Lagi keadaan susah begini masih demo-demo lagi," katanya.
Saat sesi tanya jawab, eks Kepala Kantor Staf Presiden itu kembali menekankan, Indonesia bisa menuntaskan revolusi industri 4.0 apabila ada keinginan kita semua.
Oleh karena itu, Luhut mengajak semua pihak jangan menghabiskan energi untuk memikirkan perbedaan.
"Banyak saya lihat bicara yang nggak perlu-perlu. Nah sekarang kalau kita fokus, orang semua bicara sudah bagaimana efisiensi, bagaimana profesionalisme, bagaimana kualitas pendidikan," katanya.
"Orang bicara itu. Kita masih bicara perbedaan inilah, perbedaan itulah. Demolah. Nggak tahu yang didemo apanya. Dan repotnya kalau saya beritahu itu, banyak orang mantan pejabat-pejabat pangkatnya tinggi-tinggi mikirnya nggak tahu ke mana tuh. Jadi membuat kita bisa tersendat majunya," tambahnya demikian.