JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Komisi Pembenrantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan Menteri KKP Edhy Prabowo sebagai tersangka.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Gde Siriana Yusuf mengatakan hal tersebut akan memberi dampak buruk terhadap Partai Gerindra.
Pasalnya, pandangan masyarakat terhadap Partai Gerindra pasti tidak akan sama lagi ketika ada salah satu kadernya tersangkut kasus korupsi.
Lebih jauh lagi, Gde menyebut elektabilitas partai besutan Prabowo Subianto itu dinilai akan terancam merosot.
"Gerindra akan turun elektabilitasnya," kata Gde saat dikonfirmasi, Kamis (26/11/2020).
Direktur Indonesia Future Studies (INFUS) menyebut kalau elektabilitas ini tak hanya karena Edhy Prabowo telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Partai Gerindra juga dianggap sudah mulai ditinggalkan para pendukungnya dengan basis Islam usai bergabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Karena selain sudah ditinggalkan pemilih Islam, juga tidak lolos ujian di pertama kalinya masuk dalam kekuasaan," tambahnya.
Edhy Prabowo telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi ekspor benih lobster. Dalam konferensi pers di gedung KPK, Rabu (25/11/2020) mulai pukul 24.00 WIB, KPK menyatakan ada 7 tersangka, salah satunya Edhy Prabowo.
Usai dinyatakan sebagai tersangka, kepada wartawan, Edhy Prabowo menyatakan bertanggung jawab atas perbuatannya. "Saya bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi. Mohon maaf kepada masyarakat kelautan dan perikanan yang mungkin terkhianati," katanya tenang.
Edhy siap menjelaskan duduk perkara kasus ini. "Ini kecelakaan. Saya tidak lari. Tanggung jawab dunia dan akhirat," katanya.
Dia juga mengundurkan diri dari jabatan menteri dan jabatan di partai. "Saya mohon maaf kepada partai saya (Gerindra)," ujarnya lagi. Ia mehyatakan akan menghadapi kasus ini dengan jiwa besar.