JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat intelijen dan keamanan, Universitas Indonesia (UI) Stanislaus Riyanta mengatakan kalau Presiden Joko Widodo dinilai cocok untuk mengangkat Komjen Boy Rafli Amar sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis.
Stanislaus beranggapan kalau Boy Rafli Amar yang saat ini menjabat sebagai Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dianggap mampu untuk menangani dinamika politik, hukum dan keamanan yang terjadi saat ini terutama isu-isu intoleran dan radikalisme terorisme.
“Kemampuan Boy Rafli Amar sebagai anggota Polri dapat dilihat dalam rekam jejak jabatannya yang cukup baik. Selain itu masa kerja yang masih 3 tahun cukup ideal untuk menjabat sebagai Kapolri. Masa kerja ini tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang. Dengan masa kerja yang ideal maka program kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan sistem kaderisasi tetap terjaga," kata Stanislaus melalui keteranganya, Senin (30/11/2020).
Untuk pertimbangan lainya Stanislaus menuturkan bila alumnus Akademi Kep0lisian (Akpol) 1988 ini juga merupakan sosok yang netral.
Pasalnya, dalam bursa calon Kapolri isu kedekatan para kandidat terhadap pihak-pihak tertentu sangat terasa dan menurutnya, isu ini harus ditepis dengan menunjuk figur yang netral dan bebas dari kedekatan dengan pihak tertentu.
“Boy Rafli Amar bebas dari isu kedekatan dengan kubu tertentu yang sering disebut-sebut oleh publik. Pejabat publik yang bebas dari isu kedekatan dengan kubu tertentu akan lebih optimal dan total dalam bekerja terutama untuk kepentingan bangsa dan negara," tuturnya.
kandidat doktor dari Universitas Indonesia (UI) tersebut juga menjelasakan bila Polri perlu menguatkan hubungan dengan masyarakat sipil.
Jika Kapolri terpilih nantinya mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan masyarakat sipil tentu ini akan semakin memudahkan Polri untuk bertugas.
“Tidak ada yang meragukan sosok Boy Rafli Amar dalam komunikasi dan menjalin hubungan dengan masyarakat sipil. Boy Rafli Amar yang sangat populer dan dikenal oleh publik pada saat menjadi Kadiv Humas Polri tentu akan lebih mudah diterima oleh masyarakat," ungkapnya.
Mengingat situasi politik hukum dan keamanan yang semakin dinamis, Stanislaus berharap agar Kapolri yang terpilih nanti akan mendapat kepercayaan dari publik yang tinggi dan dapat membuat situasi kamtibmas semakin kondusif.
"Tentu saja semua hal tersebut kembali kepada Presiden yang mempunyai hak prerogatif untuk mengusulkan dan melantik Kapolri baru pengganti Idham Aziz," pungkasnya.