Berita
Oleh Rihad pada hari Jumat, 08 Jan 2021 - 22:11:50 WIB
Bagikan Berita ini :

MUI Nyatakan Sinovac Halal, Siapa Saja Prioritas Penerima Vaksin?

tscom_news_photo_1610118710.jpg
Ilustrasi vaksin (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Sidang Komisi Fatwa Majelis Ulama menyatakan materi yang ada pada vaksin Sinovac dinyatakan suci dan halal. Ketua MUI bidang Fatwa dan Urusan Halal, Asrorun Niam Sholeh, Jumat (8/1 mengatakan dari kajian tim MUI menyimpulkan materi vaksin Sinovac secara hukum syariah adalah suci dan halal.

Namun demikian, MUI belum mengeluarkan fatwa. Ia mengatakan fatwa kehalalan Sinovac secara utuh baru bisa keluar apabila ada dua unsur penting yaitu halal dan toyib (baik/aman). Sementara Sidang Komisi Fatwa MUI sudah menyepakati Sinovac halal. Hanya saja aspek keamanan yang menjadi ranah BPOM belum dirilis."Apakah aman digunakan atau tidak, Komisi Fatwa akan melihat itu," kata Niam merujuk BPOM yang sedang menggodok izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Sinovac.

Niam menegaskan mengenai kebolehan penggunaan Sinovac sangat terkait dengan keputusan BPOM dari aspek keamanan. Dengan demikian, fatwa MUI terkait Sinovac akan menunggu legalitas ketoyiban atau izin EUA.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud mengatakan aspek keamanan vaksin merupakan ranah BPOM. MUI bertugas menentukan kehalalan Sinovac."Soal kualitas bukan di sini, itu (izin EUA) mencakup ketoyiban. Yang khusus ini (sidang fatwa) kita akan gabung menjadi satu... Dari MUI sudah keluar insya Allah halalnya," katanya.

Urutan Penerima Vaksin

Sementara itu,Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PC-PEN) Airlangga Hartarto menjelaskan urutan kelompok penerima vaksin Covid-19.

Tahap pertama, vaksin akan diberikan kepada tenaga medis sebanyak 1,3 juta orang. “Pemerintah masih konsen pada Januari-April, vaksin diberikan kepada petugas kesehatan,” katanya dalam diskusi virtual, Jumat, 8 Januari 2021.

Tenaga medis yang akan menerima vaksin bakal memperoleh pemberitahuan dari pemerintah melalui SMS. SMS itu menginformasikan tempat, tanggal, dan formulir yang harus diisi. Penerima pesan, tutur dia, wajib membalas sebagai bentuk konfirmasi.

Selanjutnya pada tahap kedua, vaksin akan diberikan kepada petugas pelayanan publik dengan jumlah sebanyak 17,4 juta orang. Pada gelombang ketiga, vaksin akan disuntikkan kepada kelompok penduduk usia lanjut atau lansia.

Jumlah lansia yang menerima vaksinasi direncanakan sebanyak 21,5 juta orang. Namun, Airlangga belum memastikan soal pemberian vaksin kepada lansia di atas usia 60 tahun karena penyuntikannya masih menunggu uji coba yang pernah dilakukan khusus untuk kelompok umur tersebut.

Kemudian, tahap keempat, vaksin diberikan kepada masyarakat usia 18-59 tahun yang berada di daerah rawan atau tergolong zona merah. Jumlah penerimanya diperkirakan mencapai 63,9 juta.

Pada gelombang kelima atau terakhir, vaksinasi diberikan untuk kelompok lainnya yang tidak termasuk dalam grup sebelumnya. Jumlahnya mencapai 77,4 juta orang. Airlangga memastikan total penerima vaksin mencapai 182 juta orang.

Adapun vaksin akan disuntikkan sebanyak dua kali. “Sehingga ada tracking dan monitoring,” katanya. Airlangga menyebut, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, proses vaksinasi harus diselesaikan pada 2021.

Pemerintah Indonesia kini telah mengantongi 3 juta vaksin dari perusahaan Cina, Sinovac Biotech Ltd. Vaksin telah didistribusikan ke 34 provinsi sebanyak lebih dari 700 ribu dosis, namun penyuntikannya masih menunggu izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

tag: #vaksin  #mui  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement