JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)--Empat BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Holding (IBH) tengah menyiapkan ekosistem baterai kendaraan listrik, yang terintegrasi dari hulu sampai ke hilir. Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahajana mengatakan, dalam peta rencana atau roadmap yang telah dibuat, tahun ini diharapkan IBH sudah dapat menyelesaikan perjanjian kerja sama dengan mitra global, dalam rangka pengembangan investasi baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) battery.
"Insya Allah berusaha sekuat tenaga kita harapkan pada 2021 bisa menyelesaikan kerja sama," katanya dalam diskusi virtual, Selasa (2/2/2021).
Selain itu, pada 2021 juga IBH melalui PT PLN (Persero) akan fokus mengembangkan penggunaaan energy storage system, yang terdiri dari stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Kemudian, pada tahun 2022, industri baterai kendaraan listrik nasional ditargetkan sudah dapat beroperasi, dan mulai memproduksi baterai dengan kapasitas kecil, yang diperuntukan motor listrik.
"2022 kita akan mulai mencoba membuat baterai dalam skala kecil, yang untuk kita gunakan untuk sepeda motor," kata pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama MIND ID itu.
Sementara itu, industri hulu baterai listrik seperti hal nya fasilitas pengolahan atau smelter nikel dengan menggunakan proses hydro metalurgi atau smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL), pabrik prekursor, dan pabrik katoda ditargetkan rampung pada 2024.
"Yang besarnya nanti (rampung) tahun 2024," ujarnya.
Secara keseluruhan, roadmap pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik tahap pertama ditargetkan selesai pada 2026. "Tahap kedua kita mulai 2027," ucap Agus.