JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pasangan suami-istri bom bunuh diri Gereja Katedral ternyata merupakan pengantin baru. Mereka baru melangsungkan pernikahan pada Agustus 2020 lalu. Bahkan YSF dikabarkan sedang hamil empat bulan. "Istrinya hamil 4 bulan. Pengantin baru itu anakku, bulan Agustus kemarin menikah," kata SW, ibu kandung pelaku Lukman saat ditemui di kediamannya di Jalan Tinumbu Makassar, Selasa (30/3).
SW mengatakan, L hanya dua bersaudara. L merupakan anak pertama. Sementara anak keduanya bernama Fitri alias Pitto. Pelaku bom bunuh diri ini terbilang menikah di usia dini. Dia menikah pada Agustus 2020. Dinikahkan langsung oleh ust. Rizaldi.
Lebih lanjut SW mengatakan, setelah menikah, Lukman memutuskan untuk pisah rumah dengan orang tuanya. Lukman ingin tinggal berdua dengan istrinya, YSF.
Oleh karena itu, Lukman memilih menyewa rumah atau kontrakan. Tapi, Lukman mengontrak rumah tidak jauh dari rumah orangtuanya SW. Ditaksir, hanya berjarak sekitar 50 meter.
"Baru tiga bulan ngontrak. Mereka sempat tinggal di sini setelah menikah," jelasnya.
SW tak bercerita lebih lanjut karena tak henti-hentinya menangis. Dia tak menyangka anaknya itu terlibat jaringan teroris.
Surat Wasiat
Sebuah foto surat wasiat yang disebut milik Lukman (26), pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, beredar di media sosial (medsos). Surat wasiat yang beredar itu dibenarkan polisi sebagai milik pelaku.
"Iya (surat wasiat beredar di media sosial benar milik Lukman)," singkat Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (30/3/2021).
Menurut Zulpan, surat wasiat tersebut diamankan polisi saat penggerebekan di rumah kontrakan Lukman dan rumah ibu Lukman di Jalan Tinumbu Lorong 132, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Senin (29/3).
Dalam surat wasiat yang beredar, Lukman secara khusus meminta maaf kepada ibunya. Dia mengatakan telah memilih menjadi bomber.
Selain itu, Lukman berpesan kepada sang ibu untuk menghindari riba. Selanjutnya Lukman mengaku menitipkan sejumlah uang buat sang ibu.
Lukman juga berpesan kepada sejumlah saudara kandungnya agar memaafkan kesalahan Lukman. Dia juga meminta ke saudara kandungnya untuk menjaga sang ibu.