JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Langkah Mahkamah Agung (MA) yang memperberat hukuman Anas Urbaningrum menjadi 14 tahun menuai kontroversi. Kuasa hukum Anas, Adnan Buyung Nasution menuding MA tidak mengacu pada nilai-nilai hukum dalam memvonis Anas. Bahkan ia menyebut hukum di negeri ini sudah tidak bisa diharapkan lagi.
Sontak saja, hukuman MA terhadap Anas yang dipimpin hakim Artidjo ini dinilai aneh. Pasalnya Anas divonis menjadi 14 tahun, padahal hasil banding sebelumnya, hukuman Anas turun menjadi 7 tahun.
Namun terlepas dari itu, kini beredar kabar bahwa vonis tersebut disebut-sebut ada kaitannya dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Ia kembali disebut-sebut berada di balik hukuman yang memperberat Anas.
Dalam kabar yang tersiar melalui media sosial dan BlackBerry Messenger itu, disebutkan bahwa SBY semakin marah terhadap Anas. Sebab pada Kongres Demokrat lalu, banyak kader Demokrat, yang dianggap sebagai loyalis Anas, secara terang-terangan melawan SBY. Bahkan SBY marah dituding melakukan cara kotor untuk mempertahankan posisinya sebagai Ketua Umum Demokrat.
Berikut kabar yang tersebar tersebut:
ADA SBY DIBALIK VONIS MA PADA AU 14 TH?
Semoga dugaan ini salah. Analisis (yang) mengemuka begini. Pasca pagelaran Kongres PD di Shangri-La Hotel, Surabaya (Mei 2015), konon SBY tampak marah. Entahlah, kegusaran mantan Presiden itu ditujukan ke siapa.
Info yang beredar di arena Kongres menyebutkan bahwa, SBY murka pada sikap salah satu kader yang maju berlaga dan menjadi satu-satunya penantang dirinya.
Beberapa indikator kekecewaan SBY, misalnya. Alis politisi berlatar TNI itu berkerut saat masuk Surabaya-melihat langsung ada gambar tokoh di media publikasi yang berdiri kokoh di sudut-sudut Kota Pahlawan, khususnya 500 M sebelum Shangri-La.
Nah, paginya ia harus membaca artikel opini Mas AU di Jawa Pos, minimal sebagai penanda ucapan Selamat Berkongres! Lalu, saat SBY "sidak" ke Panitia, ia pun kaget, ada banyak DPC membentuk Kaukus Penyelamat Partai Demokrat. Ia pun mencium bahwa, Kaukus itu "dekat" dengan kader PD yang pernah memimpin Komisi III DPR.
Kongres belum dibuka, Kaukus menggelar Press Conference. SBY pun gerah baca media. Kemudian, pasca penutupan pendaftaran calon Ketum, ada kader PD yang mengambil momentum melalui Presscon di Aula Singgasana. Ratusan media hadir meliput. Tak tanggung-tanggung, kader PD itu menjelaskan semua hal yang berhubungan dengan Kongres. Mulai penggalangan dukungan bermaterai, tatib yang menguntungkan satu-dua orang mendaftar jadi Calon, pernyataan bukan mengundurkan diri dari Calon Ketum tapi memang tidak bisa mendaftar, sampai kalimat "menang (tanpa) bertanding, malah yang bawa Piala orang lain" pun nyaring terdengar di antara kerumunan wartawan kala itu.
Praktis! Panggung itu diambil dari Shangri-La. Dan, media ramai memberitakan sikap gentle kader asal Bali itu. Tak pelak, sikap berani melawan itu memantik reaksi SBY. Saat berpidato di Kongres yang dihadiri hampir 90% Ketua-Ketua DPC Partai Demokrat se-Indonesia, SBY terlihat tak tenang. Kata, kalimat dan alinea yang dilontarkan mengandung pesan"awas". (iy)