JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Masyarakat Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, panik dan berbondong-bondong naik ke tanah yang lebih tinggi pada pukul 22.40 waktu setempat, Jumat, 26 April 2021.
"Sekitar 1 jam lalu, terdengar suara ledakan dari arah gunung. Setengah jam kemudian, air laut naik. Masyarakat pesisir ini kemudian bersama-sama naik ke permukaan lebih tinggi," kata Paulus Pulo,
seorang Pemimpin Redaksi Balleo News.
Ketika peristiwa terjadi, Paulus sedang berada di rumah bersama keluarga. Seluruhnya kini bergegas ke daratan yang lebih tinggi.
"Saya dan keluarga ada 8 orang, kami semua langsung meninggalkan rumah," kata Paulus.
Namun Warga Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya kembali ke rumah masing-masing. Itu menyusul adanya pengumuman pemerintah daerah setempat bahwa tidak terjadi tsunami.
Sebelumnya, warga di pesisir pantai Lewoleba di Lembata lari menyelamatkan diri ke dataran tinggi karena suara gemuruh disertai air laut naik. Mereka panik karena kejadian tersebut. Namun, pemerintah setempat melalui radio menginformasikan bahwa tidak terjadi tsunami.
"Mohon bantuan untuk meneruskan informasi ini kepada warga masyarakat di sekitar kita, bahwa tidak terjadi tsunami dan gelombang pasang di Teluk Lewoleba berdasarkan pengamatan teman-teman yang berada di bibir pantai," begitu pengumuman pemerintah setempat yang beredar luas di masyarakat Sabtu dini hari, 17 April 2021.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya masih mendalami penyebab naiknya air laut ke permukaan yang terjadi pada Jumat (26/4) sekitar pukul 22.40 WITA.
Dwikorita menuturkan, sejauh ini dirinya belum mendapat informasi penyebab naiknya air laut tersebut. Namun ia menyebut memang ada kenaikan tinggi gelombang di sekitar NTT.
"Kami monitor tinggi gelombang laut, ini saya sedang menunggu hasil monitoring gelombang laut. Karena sekarang ada kenaikan tinggi gelombang itu, jadi kaya kemarin ada siklon (Seroja)," kata Dwikorita.