Berita
Oleh Rihad pada hari Minggu, 16 Mei 2021 - 19:26:42 WIB
Bagikan Berita ini :

Inilah Usulan Indonesia untuk Damaikan Israel dan Palestina

tscom_news_photo_1621168002.jpg
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI menggelar rapat darurat secara virtual pada Minggu (16/5). Rapat ini membahas konflik antara Israel dan Palestina.

Sebanyak 16 dari 57 negara yang masuk dalam OKI hadiri dalam rapat ini termasuk Indonesia. "Pertemuan ini dihadiri 16 menteri dan wamenlu negara-negara anggota OKI dan juga wakil negara OKI lainnya," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Retno menjelaskan, situasi di Jalur Gaza saat ini menjadi perhatian serius OKI. Sebab jumlah korban jiwa dari warga sipil Palestina semakin banyak akibat agresi Israel.

"Kita melihat sudah lebih dari 150 orang harus kehilangan nyawanya termasuk perempuan dan anak-anak dan ratusan mungkin ribuan orang yang harus kehilangan rumah mereka," jelas Retno.

Reno menuturkan, dalam pertemuan itu Indonesia mengusulkan tiga langkah kunci dalam menghentikan kekerasan Israel dan dalam rangka mendukung kemerdekaan Palestina.

"Pertama memastikan adanya persatuan di dalam negara anggota OKI. Persatuan di antara semua pemangku kepentingan di Palestina tanpa persatuan, OKI tidak akan mampu menjadi penggerak bagi dukungan internasional untuk Palestina," tutur Retno.

"Di saat yang sama bangsa Palestina hanya bisa mencapai cita-cita merdeka apabila mereka bersatu," tambahnya.

Usulan kedua yakni OKI harus mengupayakan terciptanya gencatan senjata. Indonesia ingin seluruh negara anggota OKI menggunakan pengaruhnya untuk mendorong gencatan senjata secepatnya.

"Semua tindakan kekerasan harus segera dihentikan," ucap Retno.

Terakhir, Retno mengatakan OKI harus fokus membantu kemerdekaan bangsa Palestina. Indonesia ingin OKI berjuang lebih keras dan melakukan langkah nyata agar kemerdekaan Palestina segera terwujud.

"OKI harus lebih keras berupaya mendorong dimulainya negosiasi yang kredibel yang berpedoman pada parameter yang telah disetujui secara internasional dengan tujuan mencapai perdamaian yang lestari berdasarkan prinsip solusi dua negara," tutur Retno.

Serangan Masih Berlangsung

Israel pada Sabtu (15/5) menggempur kompleks menara 12 lantai di Gaza, tempat keberadaan kantor Associated Press (AP) --yang bermarkas di Amerika Serikat-- serta sejumlah media media berita lainnya, menuding bangunan itu juga digunakan oleh kelompok Hamas.

Gedung al-Jalaa di Kota Gaza, yang di dalamnya juga ada kantor Al Jazeera --media yang berbasis di Qatar-- serta kantor dan apartemen lainnya, dievakuasi setelah pemilik gedung menerima peringatan serangan lebih lanjut.

Seorang wartawan Palestina terluka dalam serangan tersebut, lapor media Palestina. Sementara, puing dan pecahan peluru beterbangan hingga kejauhan puluhan meter.

Militer Israel mengeklaim pesawat tempur mereka menghantam gedung "yang berisi aset militer milik kantor intelijen kelompok Hamas." Pihaknya mengaku telah mengirim pemberitahuan lebih lanjut kepada warga sipil di gedung tersebut untuk memungkinkan mereka keluar.

Presiden sekaligus CEO AP, Gary Pruitt, menyebut serangan itu "perkembangan yang sangat mengganggu." Menurutnya, belasan wartawan dan wartawan lepas AP berada di gedung tersebut dan telah dievakuasi pada saat itu.

"Kami syok dan merasa ngeri bahwa militer Israel akan menargetkan dan menghancurkan gedung yang berisi kantor biro AP dan organisasi berita lainnya di Gaza," katanya melalui pernyataan.

"Dunia hanya akan sedikit tahu soal apa yang sedang terjadi di Gaza, karena apa yang telah terjadi hari ini."

Pemerintah AS mengatakan telah memberi tahu Israel agar memastikan keselamatan para wartawan.

"Kami terus berkomunikasi langsung dengan Israel bahwa memastikan keselamatan dan keamanan para wartawan dan media independen adalah tanggung jawab yang paling penting," kata Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki di Twitter.

Penjabat direktur jenderal Al Jazeera Media Network, Dr Mostefa Souag, menyebut serangan tersebut "barbar" dan menegaskan Israel harus bertanggung jawab.

"Tujuan dari kejahatan keji ini adalah untuk membungkam media serta menutupi pembantaian dan juga penderitaan rakyat Gaza," katanya melalui pernyataan.

Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus membantah anggapan bahwa Israel berupaya membungkam media. "Itu salah besar, media bukanlah target," katanya kepada Reuters.

Conricus menyebut gedung itu adalah target militer yang sah dan mengatakan gedung itu berisi intelijen militer Hamas.

Ia mengatakan Hamas mungkin telah memperhitungkan bahwa, dengan menempatkan "aset mereka di sebuah gedung dengan kantor media berita di dalamnya", mereka mungkin berharap akan tetap aman dari serangan Israel."

Kelompok Hamas melepaskan 2.000 lebih roket ke Israel selama kekerasan terbaru.

Tenaga medis Palestina mengatakan sedikitnya 140 orang, termasuk 39 anak-anak, tewas di Gaza. Sementara, Israel melaporkan 10 korban tewas, termasuk dua anak

tag: #palestina  #israel  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement