JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Industri peternakan nasional bergantung dengan jagung. Sementara, harga jagung terkerek naik. Menurut data Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, pada Januari 2021 harga jagung dengan kadar air 15 persen mencapai Rp 4.470 per kilogram. Harga jagung terus naik selama lima bulan terakhir hingga menyentuh sekitar Rp 6.200 per kilogram pada Mei 2021.
“Harga tersebut jauh di atas harga acuan pembelian dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 Tahun 2020 sebesar Rp 4,500 per kilogram di peternak,” ujar Anggota Komisi VI DPR RI yang juga politisi Golkar, Singgih Januratmoko.
Sementara harga jagung di pasar internasional juga naik 36 persen sejak Oktober 2020 hingga April 2021.
Menurut Singgih, harga jagung yang tinggi tersebut mengganggu daya saing daging ayam nasional, yang tengah terancam dengan daging ayam impor yang lebih murah.
“Pada tingkat peternak rakyat, jagung ini mencapai 50 persen dari komponen harga pakan, sedangkan pakan 70 persen dari komponen harga pokok produksi (HPP),” imbuh Singgih.
Bila harga jagung di kalangan peternak terus naik, ia menegaskan bisa menyulitkan bahkan merugikan peternak. Pasalnya, HPP yang tinggi membuat harga ayam juga naik. Mereka harus bersaing dengan ayam potong impor yang cara produksinya lebih efisien sehingga harganya lebih murah.
Singgih meminta kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, untuk melonggarkan impor untuk peternak mandiri atau peternak rakyat melalui wadah koperasi, untuk menjaga kestabilan harga jagung.
“Tentu impor ini harus memperhatikan masa panen jagung. Jangan sampai impor jagung saat panen raya. Impor dilakukan ketika harga jagung tinggi,” tuturnya.
Menurut Singgih, kebutuhan jagung nasional untuk peternakan, mencapai 12 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri 8 juta ton per tahun.
“Saya berharap, produksi jagung nasional juga terus ditingkatkan sehingga mampu swadaya pangan sebagai bagian dari ketahanan nasional,” ujarnya.
Terkait perunggasan, Mendag Muhammad Lutfi menegaskan akan menyelesaikan persoalan perunggasan.
“Saya telah menemui para pemain di bidang perunggasan agar harga unggas di psar bisa stabil,” ujar Muhammad Lutfi.
Ia menegaskan akan menyelesaikan persoalan perunggasan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dalam hal ini Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Nasrullah. Menurut Mendag, para peternak mandiri mengalami kerugian terus-menerus, dan saat untuk dikejar-kejar Satgas Pangan.
“Saya berkomitmen menyelesaikan masalah ini dengan Dirjen PKH, dan juga masalah jagung agar tak terus merugikan peternak,” ujar Muhammad Lutfi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI pada akhir Mei.
Ia memahami, harga jagung yang semula Rp4.000 tiba-tiba naik menjadi Rp6.200, tentu merugikan peternak unggas. Ia berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.