JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) selaku operastor bus Transjakarta menegaskan tidak pernah menggunakan ban vulkanisir pada setiap unit armadanya.
Hal ini menanggapi beredarnya kabar bus Transjakarta menggunakan ban jenis vulkanisir pascaterjadi kerusakan di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis 3 Juni 2021. Ban vulkanisir adalah salah satu jenis ban bekas yang dilapisi kembali sehingga hampir menyerupai ban baru.
“Transjakarta tidak pernah menggunakan ban vulkanisir pada semua armada, baik swakelola maupun milik operator. Kami memastikan Transjakarta memberikan yang terbaik, baik dari sisi pelayanan maupun semua fasilitas yang disediakan,” tegas Direktur Utama PT Transjakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusumo.
Jhony menyebutkan bahwa bus yang mengalami kerusakan di kawasan Harmoni merupakan milik swakelola Transjakarta dengan nomor body TJ217. Bus itu yang beroperasi dengan rute PGC–Harmoni (5C).
Saat melakukan pelayanan sekitar pukul 07.30 WIB, ketika bus melintas di lampu merah Harmoni dari Juanda, bus mengalami pecah ban bagian kanan depan.
“Ini murni pecah ban. Semua ban kita original, hanya saja pada armada tersebut ban produksi 2016, sehingga saat pecah terlihat, seperti vulkanisir lepas. Harus dipahami, jika ban mengalami pecah, bukan berarti vulkanisir. Sebab pada ban original sekalipun bisaterjadi,” katanya.
Jhony juga memastikan kondisi ban bus tersebut masih dalam keadaan baik (TWI 5,7 mm). Bahkan, bus terakhir kali dilakukan uji KIR pada 9 Februari 2021 dan lulus untuk melayani seluruh masyarakat.
“Adapun saat ban pecah, pihak kepolisian mengarahkan armada untuk tetap melaju hingga halte Harmoni, sehingga kondisi ban mengalami sobek di sekelilingnya. Transjakarta masih melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti,” tutupnya.