JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Para pengusaha muda, baik yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) maupun yang belum, ternyata takut dengan dua instansi ini. Instansi atau petugas apa yang mereka takuti? "Satu polisi, kedua petugas pajak," tutur Ketua Badan Otonom Hipmi Tax Center Ajib Hamdani. Banyak pengalaman pahit saat orang atau pengusaha berhubungan dengan kedua petugas di kedua kantor tersebut.
Hal itu diungkapkan Ajib dalam 'Talk Show 8 Cara Mudah Sikapi Pajak' yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Pengusaha Potensial (LP3) Hipmi Jaya, pekan ini (10/6/2015). Tentu saja pernyataan Ajib itu diamini oleh para peserta yang kebanyakan pengusaha muda di berbagai sektor.
Ricky, salah seorang di antaranya membenarkan Ajib. Dirinya sering dibikin kesal oleh petugas pajak. "Bantu ngembangin usaha kagak, main potong iya," ujarnya. Maan, pengusaha agen perjalanan juga mengeluhkan hal yang sama. Potongan pajak dikenakan duluan sementara pembayaran transaksi biasanya dilakukan sebulan kemudian.
Kendati demikian, Ricky mengaku, dirinya mulai tak alergi lagi dengan petugas pajak. Terutama, kata dia, karena petugas pajak sekarang lebih banyak memberikan solusi. Dengan demikian masyarakat akan lebih taat bayar pajak.
Hafifah Harun Almasyid, kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak, yang menjadi narasumber lainnya, juga membenarkan anggapan itu. "Makanya, kalau ada keluhan
seperti itu, akan lebih efektif jika dilakukan melalui jalur organisasi," ujarnya.
Lalu apa 8 cara menyikapi pajak itu, Ajib pun membeberkan, pertama, kenali dulu usaha kita. Kedua, ketahui hak dan kewajiban kita sebagai pengusaha. Ketiga, pelajari aspek pajak yang terkait dengan usaha kita.
Keempat, rencanakan pembayaran pajak yang terkait tersebut. Kelima, tugaskan orang yang tepat dan kompeten menangani masalah pajak. Keenam, konsultasikan masalah pajak itu kepada ahlinya agar di kemudian hari pajak kita tak bermasalah.
Ketujuh, lakukan monitoring secara berkala pembayaran pajak atas usaha kita. "Dan, delapan, dokumentasikan seluruh hal yang berkaitan dengan perpajakan, termasuk faktor pajak," kata Ajib, mantan petugas pajak yang kini bergabung di Partai Gerindra.
Selain Latifah dan Ajib, talk show juga menghadirkan Hardini Puspasari, ketua Badan Otonom Bidang Pengembangan Investasi, Bisnis, dan UKM BPP Hipmi. Hardini mengakui pesimists target perolehan pajak tahun ini dapat tercapai. "Kendati demikian, kita berharap, perolehan pajak-pajak itu dapat membiayai proyek-proyek infrastruktur. Untungnya, selain dari pajak, juga ada PPP (public private partnership," tuturnya. (b)