JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Institut Pemeriksa Keuangan Negara (IPKN) menggelar Kongres pertama di Jakarta pada hari Selasa,22 Juni 2021, yang memuat sejumlah agenda, antara lain perubahan Anggaran Dasar IPKN, pengesahan Anggaran Rumah Tangga IPKN, Program Umum IPKN, dan pengesahan persetujuan atas rancangan Kode Etik Profesi dan Kode Perilaku Profesi.
Setelah kongres itu, Ketua BPK Agung Firman Sampurna berharap IPKN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif, profesional,dan akuntabel sesuai tujuan bersama.
"Tantangan di depan sudah menanti, IPKN harus benar-benar mampu menjadi sarana bagi para pemeriksa keuangan negara untuk terus dapat mengembangkan kompetensinya menjadi wadah bagi pengembangan pengetahuan terkait pemeriksaan keuangan negara," ujar Agung yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina IPKN itu,dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (24/6/2021).
Agung mengulas IPKN berperan untuk meningkatkan profesionalisme para pemeriksa keuangan negara, serta menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan untuk menjaga dan mengembangkan kompetensi pemeriksa.
Peningkatan profesionalisme pemeriksa keuangan negara, lanjut Agung, merupakan hal yang sangat penting. Sebab, pemeriksa diharapkan mampu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, integritas, dan kualitas pengelolaan keuangan negara, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pencapaian tujuan negara.
"Pemeriksa keuangan negara harus mampu menjadi sumber yang terpercaya dalam memberikan satu pandangan yang independen dan objektif atas berbagai masalah dalam pengelolaan keuangan negara. Dan mampu memandu sektor publik ke arah yang lebih baik dan mampu menjadi teladan (leading by example) bagi pemangku kepentingan," paparnya.
Bersamaan dengan kongres tersebut, IPKN juga mengadakan seminar bertema "Integrated Auditing for the Public Sector". Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara V (Anggota V BPK) Bahrullah Akbar menerangkan seminar ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan menambah pengetahuan terkait Pemeriksaan Keuangan Negara.
Bahrullah Akbar yang juga menjabat Ketua Umum DPN IPKN menjabarkan tema tersebut sejalan dengan kebijakan BPK dalam merespon era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) atau era TUNA (turbulent, uncertain, novel, ambiguous). Integrated audit atau komprehensif audit atau kadang juga disebut dengan Long Form Audit Report(LFAR), dijelaskannya adalah suatu pendekatan audit yang memadukan antara audit keuangan dengan audit kinerja.
"Penggabungan kedua audit ini memerlukan perubahan pola pikir auditor sektor public, karena pada saat yang sama mereka harus mampu melaksanakan audit keuangan dan audit kinerja yang masing-masing memiliki filosofi, metodologi, dan pendekatan audit yang berbeda," sambung Bahrullah.
Adapun narasumber dalam seminar tersebut, di antaranya KPMG Distinquished Professor of Accounting Information System, Rutgers Business School - Newark & New Brunswick, Prof. Miklos A. Vasarhelyi, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh, dan Ketua DPN IAI/Anggota Dewan Pembina YPIA/Anggota Dewan Pengarah DSQGIA Mardiasmo. Kepala Auditorat Keuangan Negara III.A, Ahmad Adib Susilo bertindak sebagai moderator.
Kegiatan Kongres I IPKN dan Seminar ini dilaksanakan secara virtual dan fisik terbatas di Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Badiklat PKN). Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono (Wakil Ketua Dewan Pembina IPKN) sebagai keynote speaker dalam kegiatan seminar.