JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Aksi para pendengung bayaran di media sosial atau buzzer harus dihentikan karena kehadirannya justru memperuncing masalah di negeri ini.
Begitu juga dengan para buzzer yang selama ini disebut-sebut sebagai pendukung pemerintah.
Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama bahkan meminta Presiden Joko Widodo untuk menghentikan aksi para buzzer pendukung yang terus menebar kebencian.
“Presiden harus minta orang-orang yang mengaku-ngaku sebagai orang pendukungnya, untuk menahan diri,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).
Haris Pertama mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo saat ini adalah presiden untuk seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya presiden untuk orang-orang yang memilih di pilpres.
Dengan kata lain, Jokowi harus mulai merangkul rakyat. Termasuk salah satunya dengan mendengarkan aspirasi rakyat yang selama ini mengkritik kerja pemerintah. Jangan lagi kritik-kritik tersebut diserang oleh para buzzer yang justru memecah belah persatuan.
“Bagi kami, kehadiran buzzer ini justru membuat rusak presiden,” tegasnya.
Haris Pertama sempat menyindir narasi-narasi yang disampaikan pegiat media sosial, Ade Armando dan Denny Siregar saat menanggapi sumbangan fantastis dari keluarga Akidi Tio sebesar Rp 2 triliun. Sebab, terselip narasi berbau rasial yang justru berpotensi memicu perpecahan.
“Mereka itu berbicara tentang dendam, bukan membangun negara. Ini yang orang dulu sebut naruh otak jangan di dengkul, jangan bawaannya ngajak ribut terus,” kata Haris Pertama.