JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Menteri BUMN Erick Thohir meminta PT Pertamina (Persero) untuk bisa meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) di Blok Rokan, Provinsi Riau, setelah kegiatan alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia.
Erick Thohir juga mengapresiasi 2.689 pekerja eks Chevron Pacific Indonesia telah resmi bergabung menjadi Pertamina Wira atau Perwira sekaligus keluarga dan energi baru dari Pertamina.
"Kini saatnya para perwira Pertamina memimpin perjuangan untuk menjaga dan meningkatkan volume produksi migas di Blok Rokan, membangun kemandirian dan kedaulatan energi nasional," kata Erick Thohir dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu (11/8)
Blok Rokan merupakan salah satu wilayah kerja strategi yang telah menghasilkan lebih dari 11 miliar barel minyak sejak tahun 1951 hingga 2021.
Sepanjang semester I 2021 rata-rata produksi wilayah kerja tersebut sekitar 160,5 ribu barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional dan 41 juta kaki kubik per hari untuk gas bumi.
Erick Thohir mengharapkan Pertamina Hulu Rokan sebagai pengelola wilayah kerja Rokan bisa memberikan nilai public service yang berdampak bagi kesejahteraan masyarakat.
"Yang menarik, kita (BUMN) juga menjalankan public service, salah satunya melalui CSR, terutama saat ini untuk penanganan COVID," ujarnya.
Blok Rokan merupakan ladang migas terbesar kedua di Indonesia yang memiliki luas 6.453 kilometer persegi dengan 10 lapangan utama yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan, dan Pager.
Dalam upaya meningkatkan produksi migas di Blok Rokan, Pertamina telah mencanangkan kegiatan pengeboran 161 sumur baru di Blok Rokan. Selanjutnya, perseroan juga mencanangkan akan melakukan pengeboran hingga 500 sumur baru pada 2022.
Kegiatan pengeboran sumur baru tersebut didukung dengan 16 rig pengeboran dan 29 rig untuk kegiatan work over and well service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (HSSE) sebagai prioritas dalam operasional pengelolaan Blok Rokan.
"Akan ada transisi energi dari bahan bakar fosil ke arah energi baru dan terbarukan. Kita harus fokus mengubah operasional ke arah yang lebih ramah lingkungan," kata Nicke.
Pertamina berupaya mengintegrasikan kilang-kilang dengan petrokimia guna merespons transisi energi untuk keberlangsungan usaha di masa depan.
"Kami akan masuk ke petrochemical yang pertumbuhannya akan meningkat terus. Dalam 5-10 tahun terakhir pertumbuhannya 3,5 persen akan meningkat ke 5,5 persen per tahun, jadi kami akan beralih dari fuel ke petrochemical dengan basis minyak yang kami miliki," ujar Nicke.