JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota DPR RI dari Gerindra Fadli Zon mengingatkan dalam memperingati kemerdekaan RI 76 tahun, BPIP seharusnya tidak memancing benturan antara agama dan negara.
Diketahui, BPIP menyelenggarakan lomba dengan dua tema yaitu tema pertama adalah "Hormat Bendera Menurut Hukum Islam" dan kedua, "Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam".
"Kedua tema lomba tersebut sengaja untuk memecah belah bangsa. BPIP sengaja membenturkan Islam dan nasionalisme dengan mengangkat dua tema tersebut, Jangan lagi suasana politik 1950an orde lama diangkat kembali," tandas Politikus Gerindra itu dalam zoominari kebijakan publik Narasi Institute "Memaknai Kemerdekaan Di tengah tantangan pandemi" Jumat (13/8/2021).
Fadli Zon ingatkan bahwa tujuan Indonesia bernegara menurut founding father Muhammad Hatta masih jauh dari kenyataan.
"Kalau kita berbicara memaknai kemerdekaan kita mesti melihat fakta sejarah, saat itu kita merdeka dari penjajahan, sekarang apa tujuan kita merdeka, menurut bung Hatta tujuan kemerdekaan untuk kebahagiaan masyarakat, untuk kesejahteraan rakyat ada kehadiran negara, adanya kebebasan berekspresi, ada keamanan dan kedamaian kita hidup di Indonesia. Itu semua masih lemah dewasa ini," ungkapnya.
Fadli melihat pemimpin akhir-akhir ini mengalami pendangkalan pemahaman terkait tujuan bernegara sehingga kita sedang menuju negara police state.
"Saat ini ada kedangkalan tokoh-tokoh kita yang membenturkan antara Islam dan Pancasila. Bangsa kita sangat rawan akan bubar kalau pemimpin Indonesia lemah dan tidak faham sejarah. Saat ini banyak akrobat yang terjadi di bidang politik dan hukum ini berpotensi memunculkan distrust. Masyarakat masih jauh dari kesejahteraan, kebahagiaan, kebebasan dan kedamaian. Kita perlahan menuju negara Police state," ujar Fadli.
Fadli merefleksikan 76 tahun merdeka dengan bertanya apakah kita semakin bahagia, semakin sejahtera dan semakin bebas berekpresi dan makin damai saat ini. Menurutnya Indonesia masih jauh dari cita-cita kemerdekaan.
"Saat ini apakah masyarakat kita semakin bahagia, apakah masyarakat semakin sejahtera, apakah masyarakat bebas ekspresi dan kedamaian, yang ada saat ini kita semakin jauh dari cita cita kemerdekaan," ujarnya.