JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, memaparkan strateginya dalam menggenjot perkembangan ekonomi di Indonesia.
Menurutnya, ekonomi harus tetap didorong pulih, bank maupun perusahaan atau masyarakat juga harus mengupayakan untuk balik lagi ke situasi yang sehat dan normal.
"Ekonomi Indonesia yang harus diperbaiki sehingga sektor perbankan mulai percaya diri untuk meminjamkan perusahaan, juga melihat ekspansi usaha menjadi aman lagi. Ini semua masih dibayangi oleh COVID," kata dia dalam webinar FEB Unpad, Jum"at (3/9/2021).
Meski masih dibayang-bayang dengan COVID-19 program pemulihan ekonomi melalui APBN masih harus digenjot. APBN digunakan untuk memfasilitasi vaksinasi gratis, membiayai stok oksigen, membiayai bansos, membantu dunia usaha.
"APBN membiayai biaya vaksinasi sekarang TNI-Polri, pemerintah daerah, rumah sakit Puskesmas, BKKBN, semuanya disisir melakukan vaksinasi, berbagai perbaikan fasilitas kesehatan rumah sakit, stok oksigen semuanya diperbaiki. Kemudian kita menggunakan APBN untuk melindungi masyarakat yang paling rentan, bantuan sosial diberikan kepada kelompok yang paling rentan," jelasnya.
"APBN membantu dunia usaha dari mulai usaha kecil menengah hingga korporasi," tambahnya.
Selain itu, Sri Mulyani mengungkap strategi tambahan yakni dengan memperbaiki fondasi ekonomi agar semakin kompetitif dan produktif. Mengingat ancaman varian delta masih masih ada.
"Karena ada varian delta dan lonjakan yang luar biasa tinggi, maka APBN digunakan untuk membeli vaksin untuk membangun fasilitas fasilitas rumah sakit darurat dan isolasi isolasi yang sifatnya terpusat,”
“Membantu tenaga kesehatan dari sisi insentif dan kita tingkatkan dukungan UMKM masih kita teruskan dan bahkan ditingkatkan dari sisi kredit usaha, program program prioritas nasional dan insentif usaha dalam bentuk insentif perpajakan," tutupnya.
Langkah yang diambil ini merupakan refleksi dari keadaan ekonomi Indonesia pernah terguncang saat krisis tahun 1997 hingga 1998 serta tahun 2008. Sri Mulyanimengatakan peristiwa tersebut bisa menjadi pembelajaran terhadap kondisi perekonomian saat ini.
"Indonesia pernah mengalami krisis keuangan 97-98 di mana sektor perbankan mengalami guncangan luar biasa. Kita pernah mengalami krisis global tahun 2008-2009 di mana sektor keuangan sekali lagi juga mengalami guncangan luar biasa. Sekarang ini juga sedang mengalami guncangan dari tahun lalu jadi sektor keuangan itu harus sekarang belajar dari dua kejadian itu," ujarnya.