JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mengklaim mampu menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 2,4 juta ekuivalen karbon dioksida melalui pengelolaan operasi minyak dan gas bumi ramah lingkungan sepanjang 2020.
Manager HSSE Regional Kalimantan Benyamin Argubie mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus mengurangi dampak lingkungan akibat pembuangan emisi gas rumah kaca dari kegiatan operasi perusahaan.
"Kami tidak hanya berusaha mengurangi dampak lingkungan di wilayah Kalimantan saja, tetapi juga turut andil dalam mendukung kebijakan dan program pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 melalui penggunaan energi baru dan terbarukan," kata Benyamin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/9).
Sepanjang paruh pertama tahun ini, PHI telah mencatat penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 13 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Benyamin menjelaskan berbagai inisiatif yang dilakukan perusahaan sejalan dengan beberapa kegiatan yang diusung oleh Menteri ESDM untuk penurunan emisi gas rumah kaca.
Pertama, perusahaan melakukan penghematan penggunaan bahan bakar avtur untuk kegiatan transportasi melalui optimasi penerbangan helikopter.
Kedua, perusahaan telah memperoleh sertifikat bangunan hijau untuk gedung Mahakam Training Centre (MTC) melalui berbagai penggunaan teknologi ramah lingkungan di dalam gedung yang mampu menurunkan beban emisi 7,45x10-8 ton karbon dioksida.
Ketiga, perusahaan mampu melakukan substitusi sumber energi bahan bakar solar di fasilitas pembangkit tenaga listrik. Selain itu, perusahaan juga melakukan efisiensi fasilitas solar power plant menggunakan natural gas flow.
"Seluruh inisiatif dan inovasi program yang sudah dijalankan akan terus dilakukan secara berkelanjutan sebagai wujud komitmen kami untuk terus menjalankan kegiatan operasi migas yang selamat dan ramah lingkungan, serta menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan Indonesia," kata Benyamin.