JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Direktur Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf menilai kapasitas Presiden boneka gampang untuk dikendalikan sebab ia bukan pimpinan partai dan tak punya pengalaman politik yang matang.
"Mudah dikendalikan oligarki sebab latar belakang dan kapasitasnya yang tak mumpuni. Meskipun presiden boneka ini berasal dari sipil, ia gampang dikendalikan sebab bukan pimpinan partai, kapasitasnya selevel Wali Kota, dan pengalaman politiknya tidak matang," kata Gde Siriana saat memberi sambutan dalam bedah buku dan diskusi “Keserakahan di Tengah Pandemi” pada, Kamis (9/12/2021).
Terkait buku itu, ia mengatakan bahwa sumber masalah di negeri ini, terutama di masa pandemi adalah oligarki yang otoriter.
“Presiden boneka ini meskipun sipil, tetapi karena dia bukan pimpinan partai, kapasitasnya juga walikota, secara politik tidak matang track record-nya dikarbit, sehingga mudah dikendalikan oligarki,” ungkapnya.
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik ini juga menerangkan bahwa ada tiga hal yang menjadi fokus dan kegelisahan yang dijabarkan dalam bukunya tersebut.
Pertama, kepemimpinan populistis yang otoriter. Kedua, kapasitas kesehatan yang tidak memadai dan tidak dipersiapkan, dan yang ketiga, oligarki justru mencari untung di tengah derita orang banyak.
“Jadi ketiga faktor inilah yang menjadi kesimpulan di buku saya,” kata Gde Siriana.
Ia menilai bahwa kerusakan negara akan semakin parah ketika oligarki sudah betul-betul mencengkram ring satu negara. Sehingga, lanjutnya, ketika sekeliling presiden otoriter, maka presiden pun akan menjadi otoriter.
Begitu pula ketika sekeliling presiden adalah orang-orang islamophobia, maka presidennya pun ikut islamophobia.
“Buku ini merupakan cara saya membagi rasa duka dan keprihatinan mendalam terhadap warga Indonesia yang selama pandemi ini menjadi korban pada kesehatannya, kehidupan ekonominya, kehilangan nyawa,” jelas Gde Siriana yang juga sebagai Aktivis Petisi 98.
Selain itu, ia mengatakan bahwa buku tersebut juga merekam semua perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang demokrasi dalam melawan kepemimpinan otoriter dan keserakahan oligarki yang memanfaatkan krisis pandemi.
Gde Siriana merasa hal ini penting untuk dimuat sebab perjuangan tersebut telah menggerakkan kesadaran banyak orang.
“Bahwa hari ini bukan lagi saatnya pasrah dan berdiam diri pada keadaan, tetapi harus bergerak melawan cengkraman oligarki untuk menyelamatkan negeri ini,” pungkasnya.