JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Demokrat Bambang Purwanto menilai, hingga saat ini pemerintah belum mempunyai roadmap yang jelas untuk sektor kedelai di Indonesia.
Hal itu disampaikan Bambang sebagai respons kuat terhadap naiknya harga kedelai pada awal tahun 2022 di sejumlah pasar. Harga kedelai naik membuat pengusaha tahu dan tempe Indonesia menjerit.
"Khusus roadmap kedelai memang belum jelas. Akibat Roadmap belum jelas tentu saja berimbas pada tidak terkendalinya harga kedelai dilapangan," tegas Bambang, Selasa, (11/1/2022).
Bambang mengaku, Komisi IV DPR selalu mendorong pemerintah untuk membuat roadmap yang jelas soal kedelai di Indonesia. Antara lain dengan mencari lokasi yang relatif datar agar bisa dikelola secara mekanis.
"Serta kesiapan petaninya juga harus menjadi perhatian," tegas Bambang.
Bambang menambahkan, para petani di Indonesia sebenarnya mudah digerakan selama kepastian harga yang relatif stabil.
"Tentunya permintaan pasar dengan produksi harus dijaga sehingga baik petani dan konsumen tidak saling dirugikan ini perlu kecermatan," jelas Bambang.
Bambang mengingatkan, kedelai sendiri merupakan komoditas vital sehingga sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah.
"Meskipun Kementerian Pertanian sudah mempunyai program tanam kedelai," tandas Bambang.
Diketahui, gangguan cuaca di sejumlah negara produsen menyebabkan harga kedelai di pasar internasional terus menguat.
Hal ini pun membuat pengusaha tahu tempe menjerit dan mendesak pemerintah segera bertindak untuk menekan kerugian.
Situs Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga kedelai lokal di pasar Pasar Minggu, Jakarta pada 9 Januari 2022 adalah Rp13.000 per kg, sama dengan harga sehari sebelumnya.
Sementara, kedelai impor dihargai lebih mahal, yakni Rp14.000 per kg, juga tidak berubah dari sehari sebelumnya.