JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi IV DPR Bambang Purwanto menilai, faktor
keteledoran dari sistem pengawasan dan kendali di Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi faktor melonjaknya harga kedelai yang terus meroket dalam beberapa hari terakhir ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Bambang Purwanto saat menanggapi lonjakan harga kedelai yang membuat para pengrajin tahu dan tempe di Indonesia menjerit di awal tahun 2021.
"Keteledoran ini disebabkan sistem pengawasan serta kendali dari Kementan yang tidak berjalan dengan baik. Seharusnya dijaga agar mata rantai kegiatan sampai di hilir bisa berlanjut, karena kewenangan di hulu ini ada di Kementan," kata Politikus Demokrat itu, Senin, (4/1/2021).
Kejadian ini, lanjut Bambang Purwanto, juga menanadakan ketidakcermatan dan keteledoran Kementan sebagai lembaga yang memproduksi pangan termasuk kebutuhan kedelai.
Padahal, kata dia, produksi kedelai banyak di tunggu oleh UMKM yang memproduksi kebutuhan pangan seperti tahu dan tempe yang merupakan kebutuhan pangan harian bagi masyarakat Indonesia.
"Tentu memerlukan bahan baku secara continue sementara kelangkaan dan mahalnya harga kedelai tentu berdampak terhadap nilai jual produknya yang sementara daya beli masyarakat dimasa pandemi ini menurun," papar dia.
"Belum lagi dampak mahalnya harga dan langkanya kedelai pasti betdampak kepada kegiatan UMKM yang juga akan mengurangi tenaga kerja bahkan bisa stop produksi, makin runyam," tegasnya.
Bambang juga menyoroti, kinerja Kementerian Perdagangan (Kemendag). Menurutnya,
di masa pandemi seperti saat ini tentunya semua negara seharusnya menjaga stok makanan masing-masing.
"Dengan demikian kita harus cermat membaca situasi dan kondisi saat wabah covid 19 ini agar tidak terlambat menjaga pasokan untuk kebutuhan pangan," pungkasnya.