Oleh Muslim Arbi Direktur Gerakan Perubahan pada hari Rabu, 26 Jul 2023 - 22:56:11 WIB
Bagikan Berita ini :

Golkargate dan Demokratgate, Catatan dari Ciamis

tscom_news_photo_1690386971.jpg
Muslim Arbi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pembiaran yang di lakukan oleh Presiden Jokowi atas upaya dan perjuangan keras yang telah di lakukan oleh KSP Jendral Moeldoko untuk merebut Partai Demokrat adalah sakandal hukum dan politik.

Demikian juga membiarkan di periksa nya Menko Perekonomian Airlangga Hartanto yang di periksa oleh Kejaksaan Agung sebagai jalan merintis munaslub agar Ketua Umum Golkar di rebut oleh Luhut Binsar Panjaitan dan Bahalil adalah sakandal politik di rezim Jokowi saat ini.

Dua skandal itu tidak dapat di pahami dengan logika sehat dan nurani bersih dalam manuver politik kekuasaan yang sedang di lakukan oleh rezim saat ini.

Jelang Pilpres 2024. Dengan di capreskan nya Anies Baswedan, Mantan Gubernur DKI dan Mantan Mentri Jokowi oleh Koalisi Perubahan dan Persatuan yang terdiri dari Nasdem, Demokrat dan PKS bikin Istana yang punya capres sendiri semakin ciut nyali nya.

Sebelum dan di capreskan. Anies Baswedan, Cucu Pahlawan Nasional AR Baswedan itu telah banyak meraih dukungan dan simpati dari publik secara luas dari berbagai pelosok penjuru negeri.

Tapi nampak nya di capreskan nya Anies, Mantan Rektor Paramadina itu bikin Istana ketar - ketir dan panas dingin. Dan rekayasa untuk menghambat dan menggagalkan Anies agar lolos sebagai capres pun terjadi.

Demokrat yang tergabung di KPP tidak hentinya - hentinya di rudung malang kekuasaan agar dapat di rebut oleh Moledoko, mantan Panglima TNI yang kini adalah anak buah Jokowi. Tindakan Moeldoko ini, skandal hukum, politik dan Undang - Undang.

Airlangga Hartanto, Ketua Umum Golkar setelah ketemu dengan Capres Anies Baswedan dan juga beberapa elit Golkar merapat ke acara Nasdem, di mana hadir Anies berikan Pidato politik nya. Pun di curagi Golkar berpaling ke Anies.

Rasa nya tidak salah di asumsikan bahwa Gonjang - Ganjing untuk rebut Partai Demokrat dan upaya kudeta Ketua Umum Golkar dengan "desain kasus CPO" di Kejaksaan Agung dapat di duga di bawa komando Presiden Jokowi.

Dua skandal politik ini mesti nya di adili oleh Publik. Karena tindakan itu bertentangan dengan sumpah dan janji Presiden Republik Indonesia.

Presiden sebagai kepala Negara dan Kepala Pemarintahan harus berada di atas semua Kelompok dan Golongan. Presiden tidak boleh terjebak dalam politik kekuasaan yang gunakan alat - alat kekuasaan untuk singkirkan lawan politik nya. Demi meloloskan pilihan politik nya.

Saat Presiden Jokowi nyatakan akan Cawe - Cawe dalam menghadapi Pilpres 2024. Maka upaya pembegalan Partai Demokrat oleh KSP Jendral Moeldoko dan Upaya merebut Kursi Ketua Umum Golkar oleh Jendral Luhut Binsar Panjaitan dan Bahalil: Dua skandal politik saat ini yang merisaukan publik.

Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan terlihat sangat tidak arif dan bijaksana dalam persoalan percaturan capres dan pilpres 2024.

Sangat kuat dugaan: Jokowi bukan saja terlibat dalam skandal politik ini. Tetapi bahkan dianggap sebagai penyusun sutradara dan lakon panggung perpoltikan nasional. Ya. Sutradara sekaligus pemain ludruk nya.

Cawe - cawe yang di deklarasikan oleh Jokowi membuat keruh dan gaduh nasional. Ini sekaligus menjatuhkan derajat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Jadi, seruan 100 Tokoh Penandatangan Petisi Pemakzulan Jokowi sangat ber - alasan!!!

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Fenomena Tindak Kekerasan Terhadap Insan Pers Semakin Meresahkan

Oleh Jacob Ereste
pada hari Rabu, 24 Jul 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tindak kekerasan terhadap wartawan tampaknya semakin brutal dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang mungkin merasa sangat terganggu oleh fungsi kontrol yang dilakukan ...
Opini

Antara Jokowi dan Erdogan, dari Visi Mulia hingga Ambisi Berkuasa

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Jokowi yang pertama kali terpilih sebagai Presiden Indonesia pada 2014 dan kembali terpilih pada 2019, juga datang dengan janji untuk memperbaiki infrastruktur, ...