Oleh Sahlan Ake pada hari Kamis, 25 Jul 2024 - 11:52:15 WIB
Bagikan Berita ini :

Dibuka Hari Ini, IPPP Digelar DPR Guna Pererat Hubungan RI dan Negara Pasifik

tscom_news_photo_1721883135.jpg
Gilang dhielafararez (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sidang Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) yang digelar oleh DPR RI untuk kedua kalinya akan resmi dibuka hari ini. Acara tersebut digelar DPR dengan tujuan untuk mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara kawasan pasifik.

"DPR siap menjadi tuan rumah forum IPPP untuk yang kedua kali. Pertemuan ini diselenggarakan sebagai upaya dari DPR untuk merangkul teman-teman negara kawasan Pasifik,” kata Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Gilang Dhielafararez, Kamis (25/7/2024).

Gilang menilai Indonesia dan negara-negara Pasifik anggota IPPP tak hanya memiliki kesamaan geografis tapi juga kesamaan nilai-nilai, termasuk nilai demokrasi, sehingga kerja sama dan kesinambungan hubungan sangat penting.

“Pertemuan ini juga bertujuan untuk membangun konektivitas yang lebih kuat antara DPR RI dengan parlemen negara-negara Pasifik melalui berbagai kerja sama yang bermanfaat," lanjutnya.

Sidang ke-2 IPPP diselenggarakan di Fairmont Jakarta sejak 24 Juli hingga 26 Juli 2024. Upacara pembukaan sebagai tanda Sidang ke-2 IPPP dimulai akan digelar pagi ini dengan dipimpin Ketua DPR RI Puan Maharani. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan hadir pada opening ceremony Sidang ke-2 IPPP.

Adapun delegasi parlemen Pasifik yang hadir di Sidang ke-2 IPPP ini adalah dari negara Kepulauan Cook, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Papua Nugini, Tuvalu, Kiribati, dan Republik Fiji. Sementara untuk parlemen negara Vanuatu, Nauru, Palau, Polinesia Prancis, dan Kaledonia Baru belum bisa menghadiri undangan.

Dengan tema ‘Partnership for Prosperity: Fostering Regional Connectivity and Inclusive Development’, Sidang ke-2 IPPP diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan stabilitas di kawasan Pasifik. Pada sidang-sidang IPPP, parlemen Indonesia dan negara-negara Pasifik akan membahas sejumlah isu global.

Beberapa isu yang diangkat pada Sidang ke-2 IPPP adalah terkait bagaimana menanggulangi perubahan iklim, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, serta dukungan terhadap ekonomi biru dan pariwisata berkelanjutan.

Kemudian parlemen negara-negara pasifik juga akan berdiskusi mengenai upaya memperkuat peran wanita dan pemuda serta persahabatan hingga kerjasama antar budaya. Pada acara ini pun juga akan digelar acara dialog parlementer bersama negara-negara dengan rumpun Melanesia yang tergabung pada organisasi Melanesian Spearhead Group (MSG).

Menurut Gilang, salah satu fokus utama DPR dalam Sidang ke-2 IPPP adalah tentang pengembangan dan implementasi ekonomi hijau yang sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan inklusif.

"Dalam Sidang IPPP ke-2, DPR memberikan perhatian khusus pada bagaimana ekonomi hijau dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang paling rentan terhadap dampak
perubahan iklim," jelas Gilang.

Anggota Komisi III ini pun mengatakan, pengembangan ekonomi hijau harus dirasakan manfaatnya oleh semua masyarakat. Untuk itu, menurut Gilang, isu ekonomi hijau perlu diangkat pada Sidang ke-2 IPPP mengingat Indonesia dan negara-negara Pasifik sebagai sesama negara kepulauan memiliki tantangan yang sama dalam hal perubahan iklim sehingga memerlukan upaya pembangunan ekonomi hijau.

"Forum ini diharapkan memberikan platform untuk berbagi praktik terbaik, merumuskan strategi bersama, dan menciptakan inisiatif kolaboratif yang mendukung tujuan-tujuan lingkungan dan pembangunan," ungkapnya.

Setelah acara pembukaan, delegasi IPPP akan diajak tour building ke Gedung DPR. Selanjutnya anggota IPPP akan mengikuti 3 sesi Sidang Pleno yang hasilnya nanti dijadikan sebagai rujukan pembuatan rekomendasi terkait berbagai isu global.

Sidang Pleno IPPP ke-2 akan dipimpin oleh DPR RI sebagai tuan rumah. Dalam 3 Sidang Pleno, para delegasi dapat memberikan pandangan, pengalaman serta praktik terbaik yang pernah dilakukan di negaranya mengenai tema yang telah disepakati sebelumnya. Mereka juga berhak mengajukan pertanyaan mengenai kepentingan mereka kepada Indonesia.

Sidang Pleno pertama pada pertemuan IPPP ini akan membahas perihal Kemitraan Untuk Kesejahteraan: Membina Konektivitas Daerah dan Pembangunan Inklusif. Secara lebih spesifik, parlemen IPPP akan membicarakan peran parlemen dan anggota parlemen negara-negara Kepulauan Pasifik untuk mendorong kemitraan, kerja sama, dan kolaborasi.

“Dengan mendorong konektivitas regional dan pembangunan inklusif yang bermanfaat bagi masyarakat dan kawasan demi terciptanya kawasan Pasifik yang stabil, makmur, dan berketahanan,” tambah Gilang.

Kemudian pada Sidang Pleno kedua, anggota IPPP akan melakukan diskusi panel dengan tema Kemaritiman dan Masyarakat: Peluang dan Tantangan.

Menurut Gilang, beberapa isu yang akan diangkat dalam sesi ini antara lain tentang peluang dan tantangan untuk mewujudkan visi konektivitas di kawasan Pasifik, peran budaya dan seni dalam mendorong interaksi dan keterlibatan yang lebih erat antar negara di kawasan Pasifik.

Sesi ketiga diskusi pada pertemuan kedua IPPP akan membahas tentang pemanfaatan potensi maritim untuk pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif.

“Termasuk bagaimana upaya melindungi laut dan lingkungan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kepemimpinan untuk mendorong konektivitas laut dan manusia di kawasan Pasifik,” ucap Legislator dari Dapil Jawa Tengah II itu.

"Setelah sesi ketiga dalam sidang pleno akan ditutup dengan closing sessions dan pembuatan kesimpulan," sambung Gilang.

IPPP sendiri adalah forum inisiatif diplomasi DPR untuk melibatkan parlemen-parlemen negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik yang selama ini belum banyak dieksplor.

Forum IPPP pertama dilaksanakan pada tahun 2018 oleh DPR RI. Namun karena ada kendala Covid-19, pertemuan selanjutnya tidak bisa dilaksanakan. Pertemuan kali ini adalah pertemuan kedua yang diselenggarakan di Indonesia.

Setelah acara Sidang Pleno selesai, DPR akan menggelar jamuan makan malam di mana para delegasi IPPP diundang untuk menyuguhkan penampilan budaya negara masing-masing. Pertunjukan budaya tersebut seperti penampilan lagu dan tari tradisional. Para delegasi juga dapat menampilkan pertunjukan alat musik atau live music, hingga ‘memamerkan’ pakaian nasional mereka.

Esok hari, Jumat (26/7), delegasi akan diajak mengikuti field trip ke Science & Techno Park Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kebon Raya Bogor. Field trip ini bertujuan untuk mengenalkan kekayaan flora Indonesia dan memperlihatkan berbagai penelitian tentang bagaimana cara Indonesia melakukan hilirisasi produk-produk laut.

"Harapannya pertemuan IPPP ke-2 ini tidak hanya memperkuat hubungan antara negara-negara Pasifik dan Indonesia, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan secara
global," pungkas Gilang.

tag: #dpr  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 79 - SOKSI
advertisement
HUT RI 79 - ADIES KADIR
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement