Oleh Rizal Fadila pada hari Sabtu, 05 Okt 2024 - 13:37:30 WIB
Bagikan Berita ini :

Dalang Mana Dalang

tscom_news_photo_1728110250.jpg
Rizal fadillah (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ceritra gerombolan penyerang FTA di Grand Kemang masih berlanjut. Bagi gerombolan preman itu mungkin tugas membubarkan dianggap enteng, orderan cepat diterima. Berbagi tugas satu aksi teriak-teriak di luar gerbang depan, satu lagi operasi khusus bergerak ke dalam membuat teror sambil membubarkan.

Teriak-teriak di luar sukses-sukses saja, tapi bagian operasi obrak-abrik gagal total. Peserta tidak terpengaruh teror dan tidak bubar. Santai ngobrol bahkan sempat makan dan sholat dhuhur. Konperensi Pers sudah dilakukan lebih dulu, pukulan balik buat gerombolan dan dalangnya. Tentu di luar dugaan.

Kini gerombolan dan aparat jadi pusing. 25 orang yang disebut oleh Kapolsek jadinya harus diusut, sulit mencari alasan pembenar apalagi pemaaf. Tidak mungkin lepas dari penuntutan. Kalimat "perintah langsung" memberatkan dan menyudutkan dalang. Kepolisian juga kalang kabut karena diduga terlibat memfasilitasi sekurang-kurangnya membiarkan.

Peserta silaturahmi dan diskusi FTA adalah pengkritisi kemasyarakatan dan kenegaraan. Mereka bukan politisi praktis seperti kader partai politik, melainkan akademisi, agamawan, pakar, jurnalis, pengamat maupun advokat dan penggerak perempuan. Aktivis politik moral yang kadang dipandang oposan oleh pemerintah atau rezim. FTA sendiri forum diaspora yang cinta akan tanah air.

Persoalan utama bukan gerombolan preman orderan, proteksi atau pembiaran pihak Kepolisian, walau itu harus juga mendapat sanksi, tetapi pada dalang yang ada di belakangnya. Mengingat yang dipersekusi adalah pengkritisi politik, maka wajar dalang itu adalah pihak yang paling peka dalam ketersinggungan politik. Bisa ruang Istana.

Dua pihak patut dicurigai, yaitu Gibran Fufufafa dan Papa yang akan lengser dari singgasana.

Peristiwa penyerangan FTA terjadi 28 September 2024, satu hari sebelumnya 27 September ada kelompok pembela Fufufafa yang menamakan diri Pasukan Bawah Tanah Jokowi melaporkan pakar Telematika Roy Suryo ke pihak Kepolisian. Roy Suryo adalah tokoh yang paling gencar mengejar Fufufafa.

Fufufafa menjadi isu aktual yang juga dikritisi oleh politisi moral yang berada di ruang silaturahmi dan diskusi FTA. Gibran yang 99,99 % diyakini pemilik akun dinilai tidak patut menjadi Wakil Presiden. Memiliki kecacatan yang sempurna. Cacat Konstitusi (MK), cacat Demokrasi (KPU) dan cacat Moral (Fufufafa).

Pihak kedua adalah Papa. Godfather dari mafia negara. Jokowi sejak memerintah hingga akhir masa jabatan selalu membuat masalah yang membuat gelisah bahkan marah rakyat. Presiden bukan yang memikirkan rakyat tetapi rakyat yang harus selalu memikirkan Presiden. Bangsa Indonesia mengalami mushibah memiliki pemimpin seperti ini.

Keberadaan Korlap pengobrak-abrik yaitu Felick alias FEK pada kegiatan penting Partai Golkar menimbulkan sorotan atas Ketum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, adakah keterkaitan ? Hingga kini Bahlil tidak mengklarifikasi. Semua orang tahu bahwa Bahlil adalah "orang Jokowi".

Dalang..mana dalang..ini yang dicari dan ditunggu publik. Tidak mungkin gerombolan preman itu berbuat atas inisiatif sendiri. Disainnya sangat jelas. Ada spanduk tokoh yang disasar seperti Dien Syamsuddin, Said Didu, Refly Harun dan lainnya. Ada tokoh yang ditanyakan kehadirannya seperti Gatot Nurmantyo. Konon sebagian preman itu sudah menginap di Hotel Grand Kemang.

Wayang hanya dimainkan dan menjadi tontonan dalam bayang-bayang layar. Itu wayang kulit. Wayang golek jelas terbuat dari kayu dan lebih nyata. Dalang dalang tersebunyi sambil memainkan ceritra dan menggerakkan wayang-wayang.

Saatnya dalang dikuliti agar tidak selalu main kayu.
Polisi harus menangkap dalang bukan hanya wayang.
"Lakone napa, pak kowi..?" Lakone, preman obrak-abrik diskusi..!

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 79 - SOKSI
advertisement
HUT RI 79 - ADIES KADIR
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Sebelum Eksekusi Ekspor Pasir Laut, Audit Dulu Kerusakan Lingkungan Selama Ini

Oleh Didi Irawadi Syamsuddin Politisi Partai Demokrat
pada hari Sabtu, 05 Okt 2024
Berkaca pada fakta kebijakan ekspor pasir laut di masa lalu, walhasil begitu banyaknya pulau-pulau kecil yang tenggelam atau setidaknya menyisakan daratan-daratan yang rusak di sekitar kepulauan Riau ...
Opini

Jokowi Sang Penipu

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Taruhlah Jokowi selamat sampai 20 Oktober 2024 artinya diganti secara normal oleh Prabowo. Akan tetapi ini bukan pertanda Jokowi akan pensiun dengan nyaman. Bakal banyak ...