JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat politik Ikrar Nusa Bakti mengatakan, PDI Perjuangan menjadi pelempar 'bola panas' lewat pernyataan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang menuding adanya menteri yang menghina Presiden Jokowi.
Ikrar menilai, hal itu sebagai isyarat prakondisi yang dilakukan PDIP untuk mendesak Presiden Jokowi agar mereshuffle salah satu menteri tertentu di kabinetnya. Ia menyebut cara seperti itu sebagai tindakan yang buruk.
"Saya nggak suka ada menteri menjelekkan menteri lain. Kenapa tidak dibahas saja di sidang kabinet. Menunjukkan kabinet tak kompak. Apalagi Masinton (Masinton Pasaribu, Anggota Komisi III DPR dari PDIP) bilang perempuan ekonomi," ujar Ikrar di Jakarta, Senin malam (29/6/2015).
Disampaikan Ikrar, isu tentang menteri penghina presiden memiliki hubungan yang signifikan dengan penambahan menteri yang diinginkan PDIP. Dia sendiri menilai terlalu berlebihan jika PDIP meminta penambahan jatah lima menteri bagi pihaknya.
"Di tengah isu reshufle, PDIP ngotot minta menteri lebih banyak. Walau Pram (Pramono Anung) tidak demikian. Tapi kan beberapa orang minta tambah lima Menteri. Lima kan tidak mungkin. Yang saya katakan, sah-sah saja minta tambahan jatah menteri. Tapi Bukan dengan cara-cara yang menimbulkan pertanyaan besar," sesalnya.(yn)