JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Di tengah refleksi Hari Sumpah Pemuda ke-96, suara kaum muda Indonesia menyerukan perubahan besar dalam sistem pendidikan nasional. Melalui rilis pers, Koordinator Lapangan Fadli Rumakefing menyatakan dukungan pada program makan bergizi gratis untuk anak-anak dan ibu hamil yang menjadi prioritas di pemerintahan Presiden Prabowo.
Namun, Fadli juga menekankan bahwa mahalnya biaya pendidikan harus menjadi perhatian utama demi mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat pembukaan UUD 1945.
Fadli Rumakefing menyebutkan bahwa alokasi dana APBN 2025 sebesar Rp722,6 triliun untuk sektor pendidikan, meskipun tertinggi sepanjang sejarah, belum cukup menjawab kompleksitas persoalan pendidikan di Indonesia.
“Biaya pendidikan yang tinggi, nepotisme, dan rendahnya kesejahteraan guru masih menjadi penghalang utama bagi akses pendidikan yang layak,” ungkap Fadli.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa masalah ekonomi menjadi penyebab utama anak putus sekolah, dengan 76% keluarga mengaku tidak mampu membayar biaya pendidikan. Tak hanya itu, survei HSBC pada tahun 2018 menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari 15 negara dengan biaya pendidikan termahal di dunia.
“Bagaimana Indonesia bisa mencapai generasi emas 2045 jika pendidikan dasar hingga perguruan tinggi tidak dijamin terjangkau?” lanjut Fadli.
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Cecep Darmawan, menyoroti bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi pada 2023 hanya 31,45%. Artinya, mayoritas anak bangsa masih terhambat melanjutkan pendidikan tinggi akibat biaya yang membebani keluarga.
Fadli mengusulkan revisi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menginginkan agar wajib belajar diperluas hingga tingkat perguruan tinggi. Ia juga menekankan pentingnya pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia agar setiap anak memiliki kesempatan yang setara.
Seruan Fadli sederhana namun mendalam: "MAKAN BERGIZI GRATIS YES! PENDIDIKAN GRATIS YES!" Kaum muda Indonesia berharap Presiden Prabowo turut memperjuangkan akses pendidikan yang setara, agar generasi penerus tidak hanya kuat secara fisik tetapi juga unggul secara intelektual.