Oleh Oleh: Saiful Huda Ems (Advokat, Jurnalis dan Aktivis 1998) pada hari Jumat, 22 Nov 2024 - 16:41:46 WIB
Bagikan Berita ini :

Runtuhnya Mitos Kependekaran Politik Jokowi

tscom_news_photo_1732268506.jpg
(Sumber foto : Istimewa)

Ternyata lebih cepat dari yang banyak orang perkirakan, bahwa kependekaran semu politik Jokowi akan tamat riwayatnya di akhir Tahun 2024 ini. Jokowi yang sebelumnya seperti Pendekar Politik Nomer Wahid di negeri ini, dan pengaruh politiknya sangat luar biasa ternyata aslinya hanyalah selevel Makelar PILKADA.

Kependekaran Politik Jokowi sebenarnya hanyalah semu, tidak nyata, setelah penghianatannya pada konstitusi, demokrasi, dan pada Ibu Megawati Soekarnoputri serta partai politik yang membesarkannya, yakni PDIP. Kini Jokowi mendapatkan hukuman alam yang sangat dahsyat. Satu persatu para pendukung Jokowipun mulai balik badan dan tak bersedia lagi mengikuti "instruksinya". Inilah tanda-tandanya;

1. Luhut Binsar Panjaitan (LBP) melalui organ relawan binaannya, yakni Bravo 5 mendeklarasikan dukungan untuk Cagub-Cawagub Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta, Jumat (15/11/2024). Di acara deklarasi itu, Ketua Dewan Pembina Bravo 5, yakni Letjen TNI (Purn) Sumardi mengatakan, bahwa dukungan itu merupakan perintah dari Luhut Binsar Panjaitan. Padahal di Pilkada Jakarta 2024 ini, Jokowi jelas sekali mendukung Ridwan Kamil-Siswono.

2. Pernyataan Presiden Prabowo di KTT G 20 di Kota Rio De Janeiro Brazilia pada Senin (18/11/2024), yang menyatakan 25 % anak-anak di Indonesia kelaparan. Padahal sebelumnya Jokowi selalu membangga-banggakan kemajuan pembangunan infrastruktur dll. di Indonesia di forum-forum internasional. Pernyataan Presiden Prabowo yang demikian, sangat jelas sekali terasa "menampar" Jokowi secara terang-terangan di forum internasional, di hadapan kepala-kepala negara peserta KTT G 20.

3. Bergabungnya Jokowi dengan FPI jelas sekali itu selain merupakan pertanda Jokowi telah menjilat ludahnya sendiri, itu juga pertanda besar bahwa Jokowi sudah ditinggalkan oleh banyak para pendukungnya, hingga Jokowi kesepian, merana dan berusaha mencari teman baru yang secara ideologis dari dahulu sangat bertentangan dengannya.

Ambisi kekuasaan benar-benar telah membutakan mata batin Jokowi, hingga bergabungnya Jokowi dengan FPI di Pilkada Jakarta 2024, akan membuktikan pula, bahwa Jokowi memulai dari Jakarta dan akan kembali berakhir di Jakarta !.

4. Pernyataan kontroversial Maruar Sirait, Menteri Perumahan dan Permukiman Indonesia yang mengatakan memasang foto Presiden Prabowo namun tidak memasang foto Wapres Gibran Rakabuming Raka. Ini mirip sebuah deklarasi Maruar Sirait, bahwa dia sudah tidak lagi "Ngebos" ke Jokowi seperti sebelum Pilpres 2024, namun sekarang pindah haluan dengan lebih memilih "Ngebos" ke Presiden Prabowo.

5. Di akhir masa Pemerintahan Jokowi, Partai GERINDRA melalui Sekjennya, yakni Ahmad Muzani pada Sabtu (21/9/2024) telah meminta Pemerintahan Jokowi untuk segera menghentikan ekspor Pasir Laut. Bagi Partai Gerindra, ekspor Pasir Laut ini sangat tidak menguntungkan, bahkan malah akan membawa dampak kerugian yang sangat besar bagi masyarakat.

Pernyataan Sekjen Gerindra ini nampaknya menjadi seperti pelopor pembelotan dukungan untuk Jokowi. Tidak hanya sampai disitu, Partai Gerindra juga nampak tersinggung berat, manakala Jokowi telah merendahkan martabat Presiden Prabowo yang dimintanya untuk menjadi juru kampanye Cagub Jateng Komjen Polisi (Purn) Luthfi di Pilkada Jateng 2024.

Selain daripada itu, Calon-Calon Kepala Daerah di PILKADA 2024 yang didukung oleh Jokowi juga banyak yang berbuat kesalahan fatal. Ambil contoh misalnya di DKI: Cawagub Siswono melakukan penghinaan terhadap Umat Islam dengan mengatakan Nabi Muhammad SAW itu seperti Pemuda Pengangguran. Lalu Ridwan Kamil terpleset merendahkan marwah perempuan khususnya para janda.

Di Jateng: Kedekatan Cagub Jateng Komjen Polisi (Purn) Luthfi dengan Sambo, serta copotnya gigi Luthfi saat acara Debat Pilkada Jateng. Di Sumatera Utara: Cagub Sumut Boby Nasution merusak cagar budaya Lapangan Merdeka dan tersandung kasus pacar gelap atau perselingkuhan dengan perempuan yang bernama Clara. Sedangkan di Jatim: Cagub Jatim Khofifah tersandung kasus korupsi berjamaah di DPRD Provinsi Jatim.

Jokowi nampaknya sudah tidak bergigi lagi, setelah terjun bebas dari Presiden lalu tiba-tiba menjadi Makelar PILKADA 2024. Dari sini wibawa Jokowi mulai hancur lebur dan ditinggalkan satu persatu para tokoh-tokoh pendukungnya. Jokowi akan lebih hancur lebur lagi ketika nantinya anak-anak buahnya satu persatu diproses hukum dan kemudian menjalar ke sanak keluarganya sendiri. Semoga Jokowi segera bertaubat.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Selamat Datang di Negeri Para Bandit

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Jumat, 22 Nov 2024
Banyak kebijakan ekonomi dan sosial Jokowi selama menjabat Presiden sangat lalim, sangat jahat, sangat kejam, khususnya terhadap kelompok masyarakat berpendapat menengah bawah.  Kejahatan ...
Opini

Ridwan Kamil dan Jakarta Gemilang

Dukungan Habib Rizieq Shihab, Imam Besar umat Islam Indonesia, khususnya dengan jutaan pengikut di Jakarta kepada Ridwan Kamil (RK), khususnya diberikan melalui FPI Jakarta dan juga dukungan mantan ...