JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bencana banjir bandang, tanah longsor, dan pergerakan tanah terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Puan pun meminta Tim SAR gabungan terus melakukan upaya penyelamatan terhadap warga yang masih terjebak di lokasi bencana.
“Segera evakuasi masyarakat yang masih terjebak di lokasi bencana. Pemerintah harus memprioritaskan keselamatan warga,” kata Puan Maharani, Rabu (3/20/2024).
Berdasarkan keterangan BNPB, banjir tercatat melanda tujuh wilayah di Sukabumi di antaranya di Kecamatan Ciemas, Palabuhanratu, dan Gegerbitung. Selain itu, tanah longsor terjadi di 14 titik dengan dampak terbesar di Kecamatan Simpenan, Palabuhanratu, dan Warungkiara.
Pergerakan tanah pun dilaporkan di empat lokasi, termasuk di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar dan Desa Bantargadung di Kecamatan Bantargadung. BNPB juga menerima laporan ada 7 desa lainnya di Sukabumi yang terdampak cuaca ekstrem.
Banjir bandang akibat derasnya arus Sungai Cikaso, Kecamatan Sagaranten diketahui sempat menyeret sejumlah mobil. Sementara bencana longsor menyebabkan satu warga Sangrawayan, Kecamatan Simpenan yang masih anak-anak meninggal dunia.
Seorang lansia yang berada di Kampung Gunung Baen, Desa Karangjaya, Kecamatan Gegerbitung, juga dilaporkan masih tertimbun material longsor. Puan menyampaikan keprihatinan atas bencana yang terjadi di Sukabumi.
“Dukacita dan keprihatinan mendalam saya sampaikan untuk para korban dan warga Sukabumi yang terdampak bencana. Kami mendorong Pemerintah bersama instansi terkait untuk melakukan langkah-langkah darurat bencana secara efektif,” tuturnya.
Hingga sore ini, Tim SAR gabungan bersama para relawan masih terus melakukan berbagai penanganan, termasuk menyelamatkan warga yang terjebak banjir dan dari lokasi longsor. Pemda bersama BPBD Sukabumi juga disebut terus mendata kebutuhan logistik dan perlengkapan mendesak lainnya guna mendukung proses penanganan dan pemulihan.
Puan menekankan bahwa proses evakuasi harus menjadi prioritas utama untuk memastikan keselamatan warga. Terutama di sejumlah titik kritis, apalagi fenomena pergerakan tanah yang dilaporkan sangat meresahkan warga.
"Kami mengimbau Pemerintah, baik pusat maupun daerah bersama BPBD dan instansi terkait lainnya untuk memprioritaskan penyelamatan dan evakuasi warga dari area yang terdampak parah dan sediakan tempat pengungsian yang layak dan aman," jelas Puan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR itu pun mengingatkan Pemerintah untuk memastikan persediaan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan selimut agar dapat segera disalurkan untuk warga terdampak. Puan juga meminta Pemerintah memperhatikan kebutuhan warga kategori rentan di tempat pengungsian.
“Selain kebutuhan logistik dan kebutuhan medis, lokasi pengungsian harus ramah bagi anak-anak, lansia, ibu hamil, dan ibu menyusui, serta warga yang memiliki penyakit bawaan,” ungkapnya.
Puan juga meminta Pemerintah bersama BPBD segera melakukan pendataan dampak kerusakan, dan pelaksanaan assessment di lokasi terdampak. Sehingga pasca darurat bencana, rehabilitasi terhadap rumah warga dan fasilitas umum yang rusak dapat segera ditangani.
Bencana di sejumlah titik lokasi di Sukabumi menyebabkan sejumlah akses jalan terputus. Bahkan ada juga jembatan yang ambruk.
“Penanganan pasca bencana juga perlu dilakukan secepatnya agar masyarakat tidak terlalu lama merasakan dampak bencana. Segera perbaiki infrastruktur vital seperti listrik, air, dan akses jalan untuk memulihkan kehidupan masyarakat,” sebut Puan.
Selain di Sukabumi, Puan menyoroti berbagai bencana hidrometeorologi yang terjadi belakangan ini di Tanah Air. Seperti fenomena alam badai angin yang menyebabkan kerusakan signifikan mulai dari banyak pohon tumbang hingga kerusakan rumah warga dan bangunan di Jakarta pada Selasa (3/12) kemarin.
"Pemerintah agar segera mengambil langkah strategis guna memastikan keselamatan masyarakat dan mitigasi bencana sebaik-baiknya,” ujarnya.
Dalam sebulan terakhir, hujan lebat disertai badai angin juga terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tepatnya di Sleman dan Gunungkidul, serta di sejumlah wilayah di Tangerang. Kejadian tersebut menjadi pengingat serius bahwa perubahan iklim membawa potensi bencana yang semakin kompleks, termasuk di wilayah perkotaan yang sebelumnya jarang menghadapi fenomena seperti tornado.
Untuk itu, Puan meminta Pemerintah melakukan langkah efektif dalam menghadapi fenomena cuaca tersebut.
"Penting dilakukan pula pemanfaatan teknologi modern untuk mendeteksi potensi angin badai atau tornado lebih awal," terang Puan.
"DPR RI melalui fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan, berkomitmen untuk mengawal program-program yang memadai untuk mitigasi dan respons bencana," lanjut mantan Menko PMK ini.
BMKG memperkirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat, petir, dan angin kencang pada periode 29 November-5 Desember 2024. Adapun wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang-lebat, petir, dan angin kencang antaralain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, dan Lampung.
Kemudian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan dan Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Kejadian hujan disertai badai angin di Jakarta kemarin pun mengagetkan masyarakat. Pasalnya fenomena alam seperti itu jarang terjadi di Jakarta.
"Kita harus memastikan bahwa kejadian seperti ini menjadi pembelajaran penting untuk memperkuat ketahanan nasional kita terhadap bencana,” ungkap Puan.
Cucu Bung Karno itu kemudian menekankan pentingnya sinergi kementerian/lembaga, baik di pusat dan daerah, sehingga dapat mengantisipasi jatuhnya korban akibat bencana alam. Khususnya, kata Puan, di daerah-daerah rawan bencana.
“Dengan langkah yang terencana dan kolaborasi yang erat, kita dapat melindungi masyarakat dari dampak buruk perubahan iklim," sebutnya.
Puan pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas sehari-hari di musim penghujan. Terutama saat berada di luar rumah.
“Pastikan selalu waspada, dan berhati-hati ketika beraktivitas. Terus pantau informasi cuaca agar lebih bisa mempersiapkan diri atas segala kemungkinan,” pungkas Puan.