JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menegaskan, kebangkrutan negara Yunani yang terancam keluar dari Eropa tidak berdampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Sebetulnya dampak dari Yunani itu, pada Indonesia dengan kondisi pada saat sekarang ini, itu tidaklah besar," kata Agus di kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (1/7/2015).
Bahkan, menurut Agus, di negara-negara Eropa sendiri dampak dari kebangkrutan Yunani pun sudah dapat diantisipasi.
"Jadi yang saya ingin sampaikan kita di Indonesia memang terus mengikuti perkembangan ekonomi di dunia. Pengamatan kita yang tinggi bagaimana normalisasi kebijakan, kemudian bagaimana ekonomi negara Tiongkok yang melemah, bagaimana harga-harga komoditi yang sekarang yang juga melemah," ungkapnya.
Tidak hanya di negara Tiongkok, Agus mengakui perkembangan di Eropa juga menjadi yang selalu terus diperhatikan oleh Indonesia.
"Kita terus perhatikan dengan ekonomi di Eropa, ternyata Indonesia mengakui bahwa fundamental perekonomian cukup baik," tandasnya.
Diketahui, Dana Moneter Internasional (IMF), Rabu ini, mencatat Yunani sebagai negara maju pertama yang gagal membayar utangnya kepada kreditor internasional itu.
Hal itu terjadi setelah tepat pada jatuh tempo, Selasa (30/6/2015) malam, Yunani tidak sanggup mengembalikan utangnya 1,6 miliar euro atau sekitar Rp 22 triliun kepada lembaga keuangan internasional, IMF. Jumlah utang Yunani itu setara dengan Rp 22 triliun.
Selasa pukul 22.00, IMF menegaskan, Yunani tidak sanggup membayar pinjaman 1,6 miliar euro tepat pada tenggat yang telah ditetapkan, 30 Juni. Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde melaporkan kepada dewan pemberi pinjaman global bahwa Yunani mempunyai tunggakan.(yn)