JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Koordinator Perkumpulan Sinergi Kawal BUMN, Arief Rachman meminta publik untuk tidak terburu-buru menghakimi insiden kemacetan parah di jalur perdagangan Tanjung Priok, Jakarta Utara sebagai sebuah kesalahan pihak pengelola pelabuhan.
Menurutnya, insiden tersebut perlu dilihat secara komprehensif agar tidak terjadi bias berlebihan.
"Kemacetan parah beberapa hari sejak 17 April di jalur Tanjung Priok Jakarta jangan dilihat dari sisi negatifnya," ucap Arief dalam keterangan tertulis, Senin (21/04/2025).
Arief menambahkan, Sinergi Kawal BUMN melihat, kemacetan akibat terjadinya proses sandar 3 Kapal Ekspor delay di NPCT1 yang melakukan bongkar muat petikemas secara bersamaan, dan tetap menerima/ mengirim petikemas dari/ ke luar terminal sehingga terminal NPCT1 mengalami kepadatan sehingga berdampak terjadinya kemacetan diluar pelabuhan.
"Sisi positif yang harus dilihat adalah ada peningkatan ekspor barang keluar negeri yang dapat meningkatkan aktivitas bisnis ditengah tekanan ekonomi akibat penerapan tarif yang dikenakan Amerika Serikat terhadap Indonesia. Ini harus diapresiasi dan menjadi berkah tersendiri bagi Indonesia saat ini," ujarnya.
Sinergi Kawal BUMN menilai, kurang tepat jika menyalahkan Pelindo secara membabi buta.
"Pelindo 2 selaku operator Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok tentu memiliki strategi khusus untuk menjaga trafik lalu lintas yang masuk dan keluar Pelabuhan Tanjung Priok secara baik," tandas dia.
"Dalam hal penanganan macet sejak 17 April kemarin, PT Pelindo 2 Regional Tanjung Priok kami nilai telah melakukan berbagai langkah tepat mengeluarkan kebijakan antara lain kompensasi biaya masuk pelabuhan, memaksimalkan area-area buffer untuk parkir hingga membagikan makanan bagi para driver truk."
Jangka panjang, Sinergi Kawal BUMN melihat, harus ada keterlibatan banyak pihak baik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Kepolisian RI serta seluruh stakeholders yang dapat mendukung secara baik pengelolaan jalur keluar masuk Tanjung Priok sebagai prioritas penanganan arus lalu lintas yang strategis.
"Mengingat kondisi jalan menuju Pelabuhan Internasional Tanjung Priok kian menyempit akibat pembangunan, perlu dipikirkan proyek pelebaran ataupun perluasan jalur untuk mendukung aktivitas bongkar muat Pelabuhan yang notabene menjadi tulang punggung ekonomi nasional," pungkasnya.